Bohong yang dibolehkan

RS 249

وَعَنْ أُمِّ كُلْثُومٍ بِنْتِ عُقْبَةَ بْنِ أَبِي مُعَيْطٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُولُ :

لَيْسَ الْكَذَّابُ الَّذِي يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ فَيَنْمِي خَيْراً، أَوْ يَقُولُ خَيْراً .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَفِي رِوَايَةِ مُسْلِمٍ زِيَادَةٌ، قََالَتْ : وَلَمْ أَسْمَعْهُ يُرَخِّصُ فِي شَيْءٍ مِمَّا يَقُولُهُ النَّاسُ إِلاَّ فِي ثَلَاثٍ، تَعْنِي : الْحَرْبَ، وَالْإِصْلاَحَ بَيْنَ النَّاسِ، وَحَدِيْثَ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ، وَحَدِيْثَ الْمَرْأَةِ زَوْجَهَا .


Dari Ummu Kultsum bint Uqbah Ibn Abu Mu'aith, berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

Bukanlah orang yang mendamaikan orang yang bertikai, dia melebih-lebihkan kebaikan, atau berkata yang baik.

(Muttafaq 'alaih)

Dalam HR. Muslim disebutkan tambahannya demikian: Ummu Kultsum berkata: Aku tidak pernah mendengar dari Nabi saw. tentang dibolehkannya berdusta dari ucapal-ucapan yang diucapkan oleh para manusia itu, melainkan dalam tiga hal yaitu perihal peperangan, mendamaikan antara para manusia dan perkataan seseorang suami kepada istrinya serta perkataan istri kepada suaminya yang akan membawa kebaikan rumah tangga dan lain-lain.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 2495; Muslim, hadis no. 4717; Abu Daud, hadis no. 4274 dan 4275; al-Tirmizi, hadis no. 1861; Ahmad, hadis no. 26010 dan 26015.