Contoh-contoh riya'

RS 1618 RS 1619 RS 1620

وَعَنْ ابنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أنَّ نَاساً قَالُوا لَهُ :

إِنَّا نَدْخُلُ عَلَى سَلَاطِيننَا فَنَقُولُ لَهُمْ بِخِلَافِ مَا نَتَكَلَّمُ إِذَا خَرَجْنَا مِنْ عَنْدِهِمْ ؟ قَالَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : كُنَّا نَعُدُّ هَذَا نِفَاقاً عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم .

رَوَاهُ البُخَارِيّ


Dari Ibn Umar ra. bahwa ada beberapa orang yang berkata padanya:

Sesungguhnya kami menghadap pemerintah kami, dan kami menyatakan sesuatu hal yang berbeda kepada mereka ketika kami telah keluar dari hadapan mereka. Ibnu Umar berkata: Di masa Rasulullah saw. kami menganggapnya sebagai kemunafikan.

(HR al-Bukhari)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 6642; Ibn Majah, hadis no. 3965; Ahmad, hadis no. 5566.

وَعَنْ جُنْدُب بن عَبْدِ الله بنِ سُفْيانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قالَ النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم :

مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ الله بِهِ، وَمَنْ يُرَاَئِى يُرَئِى الله  بِهِ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَرَوَاهُ مُسْلِمٌ أَيضاً مِنْ رِوَايَةِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي اللَّه عَنْهُمَا

سَمَّعَ بتَشْدِيدِ المِيمِ، وَمَعْنَاهُ : أشْهَرَ عمَلَهُ للنَّاس ِريَاءً سَمَّعَ اللَّه بِهِ أيْ : فَضَحَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ومَعْنى : منْ رَاءَى أيْ : مَنْ أَظْهَرَ للنَّاسِ الْعَمَلَ الصَّالِحَ لِيَعْظُمَ عِنْدَهُمْ رَاءَى اللَّه بِهِ أيْ : أظْهَرَ سَرِيرَتَهُ عَلَى رُؤُوسِ الخَلائِقِ .


Dari Jundub Ibn Abdullah Ibn Sufyan ra. berkata: Nabi saw. bersabda:

Barangsiapa popularitas dengan amalannya, maka Allah akan membuatnya populer (dengan membongkarnya) pada hari kiamat. Dan barangsiapa memperlihatkan amalnya (agar dipuji), maka Allah akan membuatnya terlihat (pada hari kiamat).

(Muttafaq 'alaih)

Diriwayatkan pula oleh Muslim dari riwayat Ibn Abbas. Samma'a dengan tasydidnya mim, artinya ialah mempertontonkan amalannya kepada para manusia dengan tujuan ria'. Samma'al- lahu bihi, artinya Allah akan membuka kedoknya itu pada hari kiamat. Adapun makna Man raa'aa raa'allahu bihi ialah barangsiapa yang memperlihatkan kepada para manusia akan amal shalihnya, supaya ia dianggap sebagai orang yang agung atau tinggi dipandangan mereka, padahal sebenarnya ia tidak sebagaimana yang diperlihatkan itu, maka Allah akan mempertontonkan rahasia hatinya itu kepada seluruh makhluk pada hari kiamat.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 6018; Muslim, hadis no. 5302; Ibn Majah, hadis no. 6018; Ahmad, hadis no. 18055.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم :

مَنْ تَعَلَّم عِلْماً مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضاً مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِى : رِيْحَهَا.

رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ بإسنادٍ صَحِيْحٍ


Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Barangsiapa mempelajari sesuatu ilmu yang seharusnya dengannya ia dapat meraih ridha Allah, namun ia tidak mempelajarinya melainkan agar dengan ilmu itu ia bisa mendapatkan sedikit kenikmatan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan aroma surga pada hari kiamat.

(HR Abu Daud dengan sanad yang sahih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Abu Daud, hadis no. 3179; Ibn Majah, hadis no. 248; Ahmad, hadis no. 8103.