Makan dan minum dengan menggunakan perangkat berbahan emas dan perak

RS 1795 RS 1796 RS 1797

عَنِ أمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْها أنَّ رَسُولَ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ :

الَّذِي يَشْرَبُ في آنِيَةِ الْفِضَّةِ إنَّمَا يُجَرْجِرُ في بَطْنِهِ نَار جَهَنَّمَ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَفِي روايةٍ لمُسْلمٍ : إنَّ الَّذِي يَأكُلُ أوْ يَشْربُ في آنيةِ الْفِضَّةِ وَالذَّهَب .


Dari Ummu Salamah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Orang yang minum dari wadah yang terbuat dari perak, berarti telah meneguk api neraka Jahanam ke dalam perutnya.

(Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Muslim disebutkan Sesungguhnya orang yang makan atau minum dalam wadah yang terbuat dari emas dan perak itu sebenarnya memasukkan api Jahanam dalam perutnya.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 5384; Muslim, hadis no. 3866; Ibn Majah, hadis no. 3578; Ahmad, hadis no. 11547 dan 13481.

وَعَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قالَ : إنَّ النبيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم نَهَانَا عَنِ الحَرِيرِ، والدِّيباجِ، وَالشُّرْب في آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وقَالَ :

هُنَّ لهُمْ في الدُّنْيَا وَهِيَ لَكُمْ في الآخِرةِ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَفِي رِوَايَةٍ في الصَّحِيحَيْنِ عَنْ حُذَيْفَةَ رضي اللَّه عَنْهُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُولُ : لا تَلْبِسُوا الحَرِيرَ وَلا الدِّيبَاجَ، ولا تَشْرَبُوا في آنيَةِ الذَّهَبِ والْفِضَّةِ وَلا تَأْكُلُوا في صِحَافِهَا .


Dari Hudzaifah ra. berkata: Sesungguhnya Nabi saw. itu melarang kita dari mengenakan sutera tebal dan sutera tipis, juga minum dalam wadah yang terbuat dari emas dan perak. Selanjutnya Beliau saw. bersabda:

Sesungguhnya benda-benda itu untuk mereka (orang kafir) di dunia, dan untuk kalian di akhirat.

(Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat sahih-sahih Imam al-Bukhari dan Muslim dari Hudzaifah ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian mengenakan sutera tebal atau sutera tipis dan janganlah pula kalian minum dari wadah yang terbuat dari emas dan perak dan janganlah makan dari piring emas dan perak itu.


Hadis ini diriwayatkan juga oleh al-Bukhari, hadis no. 5201; Muslim, hadis no. 3849 dan 3850; Abu Daud, hadis no. 3235; al-Tirmizi, hadis no. 1799; al-Nasa’i, hadis no. 5206; Ibn Majah, hadis no. 3405 dan 3580; Ahmad, hadis no. 22182, 22225, 22268, 22275, 22285, 22311, 22340 dan 22367; al-Darimi, hadis no. 2037.

وعَنْ أنَسِ بنِ سِيرِيْنَ قَالَ :

كنْتُ مَع أنَسِ بن مالك رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عِنْد نَفَرٍ مِنَ المجُوسِ، فَجِيءَ بفَالُودَجٍ عَلى إنَاءٍ مِنْ فِضَّةٍ، فَلَمْ يأكُلْهُ، فَقِيلَ لَهُ حوِّلهُ فحوَّلَه عَلى إنَاءٍ مِنْ خَلَنْج، وجِيءَ بِهِ فأَكَلَهُ .

رواه البيهقي بإسْنادٍ حَسنٍ

الخَلَنْجُ : الجَفْنَة .


Dari Anas Ibn Sirin, beliau berkata bahwa:

Aku menemui Anas bin Malik ra. Saat bertamu kepada orang-orang yang beragama majusi. Seorang pelayan dari mereka membawa manisan faludzaj di atas wadah perak. Anas tidak mau memakannya. Seorang di antara mereka berkata kepada pelayan: Gantilah wadahnya. Pelayan itu pun menggantinya dengan nampan kayu dan menyodorkannya kepada Anas. Anas pun memakannya.

(HR al-Baihaqi dengan sanad yang baik)

 


Hadis mauquf, diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra, hadis no. 100.