Menasabkan diri kepada selain bapak kandungnya

RS 1802 RS 1803 RS 1804 RS 1805

عَنْ سَعْدِ بن أبي وقَّاصٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ النبيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ :

مَن ادَّعَى إلى غَيْرِ أبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أنَّهُ غَيْرُ أبِيهِ فَالجَنَّةُ عَلَيهِ حَرامٌ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Sa'ad Ibn Abu Waqqash ra. bahwa Nabi saw. bersabda:

Barangsiapa yang mengaku anak dari selain ayahnya, padahal dia tahu bahwa yang diakunya bukan ayahnya, maka dia haram masuk surga.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis ini diriwayatkan juga oleh al-Bukhari, hadis no. 6269; Muslim, hadis no. 95 dan 96; Abu Daud, hadis no. 4449; Ibn Majah, hadis no. 2900; Ahmad, hadis no. 1375, 1415, 1471, 19501 dan 19566; al-Darimi, hadis no. 2418 dan 2736.

وَعَنْ أبي هُريْرَة رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَن النَّبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ :

لا تَرْغَبُوا عَنْ آبَائِكُمْ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ أبيهِ فَهُوَ كُفْرٌ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. yang bersabda:

Janganlah kalian membenci kepada ayahmu sendiri sehingga mengaku orang lain sebagai ayahnya, karena barangsiapa yang membenci ayahnya sendiri, maka perbuatan itu merupakan kekafiran.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis ini diriwayatkan juga oleh al-Bukhari, hadis no. 6270; Muslim, hadis no. 94; Ahmad, hadis no. 10393.

وَعَنْ يزيدَ شريك بن طارقٍ قالَ: رَأَيْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَلى المِنْبَرِ يَخْطُبُ،فَسَمِعْتهُ يَقُولُ:لا واللَّهِ مَا عِنْدَنَا مِنْ كتاب نَقْرؤهُ إلاَّ كتاب اللَّه، وَمَا في هذِهِ الصَّحِيفَةِ، فَنَشَرَهَا فَإذا فِيهَا أسْنَانُ الإبلِ، وَأَشْيَاءُ مِنَ الجِرَاحاتِ، وَفيهَا : قَالَ رَسولُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :

المدِينَةُ حَرَمٌ مَا بَيْنَ عَيْرٍ إلى ثَوْرٍ، فَمَنْ أحْدَثَ فيهَا حَدَثاً، أوْ آوَى مُحْدِثاً، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ والمَلائِكَة وَالنَّاسِ أجْمَعِينَ، لا يَقْبَلُ الله مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَة صَرْفاً وَلا عَدْلاً، ذِمَّةُ المُسْلِمِينَ وَاحِدَةٌ، يَسْعَى بِهَا أدْنَاهُمْ، فَمَنْ أخْفَرَ مُسْلِماً، فَعلَيْهِ لَعْنَةُ الله والمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أجْمَعِينَ، لا يَقْبَلُ الله مِنْهُ يَوْم الْقِيامَةِ صَرفاً ولا عدْلاً . وَمَنِ ادَّعَى إلى غَيْرِ أبيهِ، أو انتَمَى إلى غَيْرِ مَوَاليهِ، فَعلَيْهِ لَعْنَةُ الله وَالملائِكَةِ وًَالنَّاسِ أجْمَعِينَ، لا يقْبَلُ الله مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامةِ صَرْفاً وَلا عَدْلاً  .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

ذِمَّةُ المُسْلِمِينَ أيْ : عَهْدٌُهُمْ وأمانتُهُم . وَأخْفَرَهُ : نَقَضَ عَهْدَهُ . والصَّرفُ : التَّوْبَةُ، وَقِيلَ : الحِلَةُ . وَالْعَدْلُ َ : الفِدَاءُ .


Dari Yazid Ibn Syarik Ibn Thariq, berkata: Aku melihat Ali ra. di atas mimbar dan saat itu ia sedang berkhutbah. Aku mendengarnya berkata: Demi Allah, kami tidak punya kitab khusus yang kami baca, selain Kitabullah dan apa yang tertera dalam lembaran ini! Ali membentangkan lembaran tersebut, ternyata isinya adalah keterangan tentang usia unta yang pantas untuk dijadikan tebusan diyat dan masalah-masalah yang berkaitan dengan hukum dan kaffarah berburu di tanah suci. Di dalamnya juga tertulis bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Madinah adalah kawasan tanah suci yang terbentang antara gunung ‘Air dan Tsaur. Barangsiapa yang mengada-ada sesuatu dalam masalah agama, atau melindungi seseorang yang mengada-ada, maka dia akan menerima laknat dari Allah, Malaikat dan seluruh manusia. Pada hari kiamat kelak, Allah tidak akan menerima taubat dan tebusannya. Kaum muslimin terikat satu perjanjian dan tanggung jawab, yang harus dilakukan hingga oleh orang yang paling rendah di antara mereka. Barangsiapa yang mengkhianati seorang muslim, maka dia akan menerima laknat dari Allah, Malaikat, dan seluruh manusia. Pada hari kiamat kelak, Allah tidak akan menerima taubat dan tebusannya. Barangsiapa yang mengaku keturunan dari selain ayahnya, atau mengaku menjadi maula dari orang yang tidak memerdekakannya, maka dia akan dilaknat Allah, Malaikat, dan seluruh manusia. Pada hari kiamat kelak, Allah tidak akan menerima taubat dan tebusannya.

(Muttafaq 'alaih)

Dzimmatul Muslimin, yakni janji pertanggungan terhadap mereka serta amanat mereka. Akhfarahu artinya merosakkan janji atau mengacaukan keamanan. Ashsharfu ialah taubat dan ada yang mengatakan artinya itu ialah amalan wajib, ada lagi yang mengertikan tipudaya. Adapun Al'adlu artinya ialah tebusan dan ada yang memberi arti: amalan sunnah.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 1737; Muslim, hadis no. 2433 dan 2774; Abu Daud, hadis no. 1739 dan 3927; al-Tirmizi, hadis no. 1332 dan 2053; al-Nasa’i, hadis no. 4653-4654 dan 4663-4665; Ibn Majah, hadis no. 2648; Ahmad, hadis no. 565, 581, 743, 759, 816, 832, 908, 913, 944, 986 dan 1231; al-Darimi, hadis no. 2250.

وَعَنْ أبي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّهُ سَمِعَ رسولَ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُولُ :

لَيْسَ منْ رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيْر أبيهِ وَهُوًَ يَعْلَمُهُ إلاَّ كَفَرَ، وَمَنِ ادَّعَى مَا لَيْسَ لهُ، فَلَيْسَ مِنَّا، وَليَتَبوَّأُ مَقْعَدَهُ مِنًَ النَّار، وَمَنْ دَعَا رَجُلاً بِالْكُفْرِ، أوْ قالَ : عدُوَّ اللَّه، وَلَيْسَ كَذلكَ إلاَّ حَارَ عَلَيْهِ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

 وَهَذَا لفْظُ روايةِ مُسْلِمِ .


Dari Abu Zarr ra. bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda:

Tiada seorang pun yang mengaku bernasab kepada seseorang yang selain ayahnya, sedangkan ia mengetahui hal itu, melainkan kafirlah. Dan barangsiapa yang mengaku sesuatu yang bukan miliknya, maka ia tidak termasuk golongan kita, dan hendaklah ia bersiap-siap menduduki tempat dari neraka. Juga barangsiapa yang memanggil seseorang dengan sebutan kafir atau memanggilnya: Hai musuh Allah! sedangkan orang yang dikatakan tadi sebenarnya tidak demikian, melainkan sebutan dan panggilan itu akan berbalik kepada dirinya sendiri.

(Muttafaq'alaih)

Ini adalah lafaz dalam riwayat Imam Muslim.


Hadis ini diriwayatkan juga oleh al-Bukhari, hadis no. 3246; Muslim, hadis no. 93; Ibn Majah, hadis no. 2310; Ahmad, hadis no. 20492.