Memelihara anak yatim

RS 262 RS 263

وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم :

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا

وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى، وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا .

رَوَاهُ البُخَارِيّ

و كَافِلُ الْيَتِيم : الْقَائِمُ بِأُمُورِهِ .


Dari Sahl Ibn Sa'ad ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Aku dan orang yang menanggung anak yatim dalam surga seperti ini.

Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dan merenggangkan antara keduanya.

(HR al-Bukhari)

Kafilul yatim ialah orang yang menanggung segala perkara yang diperlukan oleh anak yatim baik makan, minum, kediaman, pakaian dan pendidikannya, juga lain-lainnya pula.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadis no. 4559; dan Ahmad, hadis no. 19722.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم :

كَافِل الْيَتِيْمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ . أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ

 وَأَشَارَ الرَّاوِي وَهُوَ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

وقوله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : الْيَتِيمُ لَه أَوْ لِغَيْرِهِ مَعْنَاهُ : قَرِيبُهُ، أَوْ الأَجْنَبِيُّ مِنْهُ، فَالْقرِيبُ مِثلُ أَنْ تَكْفُلَه أُمُّهُ أَوْ جُدُّهُ أَوْ أخُوهُ أَوْ غَيْرُهُمْ مِنْ قَرَابَتِهِ، واللَّه أَعْلَمُ .


Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Orang yang menanggung anak yatim, baik dari kerabatnya atau kerabat orang lain, aku dan ia seperti ini di surga.

Yang merawikan Hadis ini yakni Malik ibn Anas mengisyaratkan dengan menggunakan jari telunjuk serta jari tengahnya.

(HR Muslim)

Sabda Nabi saw. Alyatim iahu au lighairihi, artinya ialah yang masih termasuk keluarganya atau yang termasuk orang lain. Yang masih keluarganya seperti anak yatim yang dipelihara oleh ibunya, neneknya, saudaranya atau lain-lainnya orang yang masih ada kekeluargaan dengannya. Wallahu a'lam.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 4892; Abu Daud, hadis no. 4483; al-Tirmizi, hadis no. 1841; Ahmad, hadis no. 21754.