Raih Cinta Allah

3:31 3:31 RS 95 RS 100

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ


Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلُّى اللّهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :

إِنَّ اللّهَ تَعَالى قََالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا. فَقَدْ آذَنْتُهُ بالْحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشْيءٍ أَحَبَّ إِلَيَ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلنِي أَعْطَيْتُهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّهُ .

رَوَاهُ البُخَارِيّ

آذَنْتُهُ: أَعلَمْتُه بِأَنِّي محارب لَهُ.

اسْتَعَاذَنِي رُوى بالنون وبالباءِ.


Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman : Barangsiapa memusuhi kekasih-Ku, maka Aku nyatakan perang kepadanya. Tiada sesuatu yang dipergunakan mendekat oleh hambaku yang lebih Aku sukai daripada apa yang telah aku wajibkan kepadanya. Tiada hentinya hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan ibadah sunnah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi telinga yang ia gunakan untuk mendengar; mata yang ia gunakan untuk melihat; tangan yang ia gunakan untuk memukul; dan kaki yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya Aku memberinya, dan jika ia meminta perlindungan-Ku, niscaya Aku memberikan perlindungan kepadanya.

(HR al-Bukhari)

Makna lafaz aazantuhu: Aku (Tuhan) memberitahukan kepadanya bahwa Aku memerangi atau memusuhinya.

Sedang lafaz Ista'aadzanii, diriwayatkan dengan dua lafaz, dengan nun dan ba'.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 6021.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم :

المُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ. اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ. وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ: لَوْ أََنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرُ اللهُ، َوَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ


Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Orang mu'min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu'min yang lemah. Namun keduanya itupun sama terdapat kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah merasa lemah. Jikalau engkau terkena oleh sesuatu mushibah, maka janganlah engkau berkata: Seandainya aku mengerjakan begini, tentu akan menjadi begini dan begitu. Tetapi berkatalah: Ini adalah takdir Allah dan apa saja yang dikehendaki oleh-Nya tentu Dia melaksanakannya, sebab sesungguhnya ucapan seandainya itu membuka pintu godaan syaitan.

(HR Muslim)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadis no. 4816: Ibn Majah, hadis no. 76 dan 4158: Ahmad, hadis no. 8436 dan 8473.