Sabarnya Rasulullah saw

RS 28 RS 36 RS 42 RS 44

وَعَنْ أنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهٌ قَالَ :لَمَّا ثَقُلَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَعلَ يَتَغَشَّاهُ الْكَرْبُ، فَقَالَتْ فَاطِمَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : وَاكَرْبَ أَبَتَاهُ . فقَالَ :

لَيْسَ عَلَى أَبِيكِ كَرْبٌ بَعْدَ الْيَوْمِ فَلَمَّا مَاتَ، قَالَتْ : يَا أَبَتَاهُ، أَجَابَ رَبّاً دَعَاهُ ! يَا أَبتَاهُ، جَنَّةُ الْفِردَوسِ مَأْوَاهُ ! يَا أَبَتَاهُ، إِلَى جِبْريلَ نَنْعَاهُ ! فَلَمَّا دُفِنَ قَالَتْ فَاطِمَةُ رَضي الله عَنْها : أَطَابَتْ أنْفُسُكُمْ أَنْ تَحْثُوا عَلَى رَسُول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التُّرَابَ.

 رَوَاهُ البُخَارِيّ


Dari Anas ra. berkata: Ketika Nabi saw. sudah berat sakitnya, maka beliaupun diliputi oleh kedukaan - karena menghadapi sakratul maut, kemudian Fathimah ra. berkata: Aduhai kesukaran yang dihadapi ayahanda. Beliau saw. lalu bersabda:

Ayahmu tidak akan memperoleh kesukaran lagi sesudah hari ini. Selanjutnya setelah Beliau saw. wafat, Fathimah berkata: Ayah, engkau telah memenuhi panggilan Tuhan. Ayah, surga Firdaus adalah tempat kediamannya. Ayah, kepada Jibril kita sampaikan berita wafatnya. Kemudian setelah beliau dikebumikan, Fathimah ra. berkata pula: Hai Anas, apakah hatimu semua merasa tenang dengan menyebarkan tanah di atas makam Rasulullah saw ?

(HR al-Bukhari)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 4103; al-Nasa'i, hadis no. 1821; Ibn Majah, hadis no. 1618 dan 1620; Ahmad, hadis no. 11983, 12558, dan 12643; al-Darimi, hadis no. 87.

وَعَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَانِ عَبْدِ الله بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهٌ قَالَ :كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى رسُوْلِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحْكِي نَبِيّاً مِنَ الأَنْبِياءِ، صَلَوَاتُ الله وَسَلامُهُ عَلَيْهمْ، ضَرَبَه قَوْمُهُ فَأَدْمَوْهُ، وَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ وَجْهِهِ، يَقُولُ :

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَومي، فَإِنَّهُمْ لا يَعْلَمُوْنَ .

مُتَّفَقٌ علَيهِ


Dari Abu Abdur Rahman, yaitu Abdullah Ibn Mas'ud ra. berkata: Seakan-akan aku melihat kepada Rasulullah saw. sedang menceritakan tentang seorang Nabi dari sekian banyak Nabi-nabi Saw.. Beliau dipukuli oleh kaumnya, sehingga menyebabkan keluar darahnya dan Nabi tersebut mengusap darah dari wajahnya sambil mengucapkan:

Ya Allah ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengerti.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 3218 dan 6417; Muslim, hadis no. 3347; Ibn Majah, hadis no. 4015; Ahmad, hadis no. 3429, 3851, 3898, 3986, 4103 dan 4136.

وَعَنْ ابن مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهٌ قَالَ :لَمَّا كَانَ يَومُ حُنَيْنٍ آثَرَ رسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَاساً في الْقِسْمَةِ، فَأعْطَى الأقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ مئَةً مِنَ الإِبِلِ، وَأَعْطَى عُيَيْنَة بْنَ حِصْن مِثْلَ ذلِكَ، وَأَعْطَى نَاساً مِنْ أشْرَافِ الْعَرَبِ وَآثَرَهُمْ يَوْمَئِذٍ في الْقِسْمَةِ . فَقَالَ رَجُلٌ : وَاللهِ إنَّ هذِهِ قِسْمَةٌ مَا عُدِلَ فِيهَا، وَمَا أُريدَ فِيهَا وَجْهُ اللهِ، فَقُلْتُ : وَالله لأُخْبِرَنَّ رَسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَأَتَيْتُهُ فَأخْبَرتُهُ بِمَا قَالَ، فَتَغَيَّرَ وَجْهُهُ حَتَّى كَانَ كَالصِّرْفِ . ثُمَّ قَالَ :

فَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ يَعْدِلِ اللهُ وَرَسُوْلُهُ ؟ ثُمَّ قَالَ : يَرْحَمُ اللهُ مُوسَى قَدْ أُوذِيَ بِأكْثَرَ مِنْ هَذَا فَصَبَرَ .

فَقُلْتُ : لاَ جَرَمَ لاَ أرْفَعُ إِلَيْه بَعدَهَا حَدِيثاً .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَقَوْلُهُ : كالصِّرْفِ هُوَ بِكَسْرِ الصَّادِ المُهْمَلَةِ : وَهُوَ صِبْغٌ أحْمَر .


Dari Ibn Mas'ud ra. berkata: Ketika hari peperangan Hunain, Rasulullah saw. melebihkan mengutamakan beberapa orang dalam pemberian pembagian harta rampasan, lalu mem-berikan kepada al-Aqra' Ibn Habis seratus ekor unta dan memberikan kepada 'Uyainah Ibn Hishn seperti itu pula seratus ekor unta, juga memberikan kepada orang-orang yang termasuk bangsawan Arab dan mengutamakan dalam cara pembagian kepada mereka tadi.

Kemudian ada seoranglelaki berkata: Demi Allah, pembagian secara ini, sama sekali tidak ada keadilannya dan agaknya tidak dikehendaki untuk mencari keridhaan Allah. Aku lalu berkata: Demi Allah, hal ini akan aku beritahukan kepada Rasulullah saw. Aku pun mendatanginya terus memberitahukan kepadanya tentang apa-apa yang dikatakan oleh orang itu. Maka berubahlah warna wajah beliau sehingga menjadi semacam sumba merah -merah padam karena marah lalu bersabda:

Siapakah yang dapat dinamakan adil, jikalau Allah dan Rasul-Nya dianggap tidak adil juga? Selanjutnya beliau bersabda: Semoga Allah merahmati Musa as. Ia telah disakiti dengan cara yang lebih sangat dari ini, tetapi ia tetap sabar.

Aku sendiri berkata: Aku tidak akan mengadukan lagi sesuatu pembicaraanpun setelah peristiwa itu kepada beliau lagi.

(Muttafaq 'alaih)

Sabda Nabi saw. Kashshirfi dengan kasrahnya shad muhmalah, artinya sumba merah.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 3150; Muslim, hadis no. 140; al-Tirmizi, hadis no. 3076;2319; dan Ahmad, hadis no. 7765 dan 7880.

وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهٌ قَالَ : كَانَ ابْنٌ لأبي طَلْحَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهٌ يَشْتَكِي، فَخَرَجَ أَبُو طَلْحَةَ، فَقُبِضَ الصَّبيُّ، فَلَمَّا رَجَعَ أَبُو طَلْحَةَ، قَالَ : مَا فَعَلَ ابْنِي ؟ قَالَتْ أُمُّ سُلَيْم وَهِيَ أُمُّ الصَّبيِّ : هُوَ أَسْكَنُ مَا كَانَ، فَقَرَّبَتْ إلَيْهِ الْعَشَاءَ فَتَعَشَّى، ثُمَّ أَصَابَ مِنْهَا، فَلَمَّا فَرَغَ، قَالَتْ : وَارُوا الصَّبيَّ فَلَمَّا أَصْبحَ أَبُو طَلْحَةَ أَتَى رسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ، فَقَالَ :

  أَعَرَّسْتُمُ اللَّيلَةَ ؟

قَالَ : نَعَمْ، قَالَ :

 اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمَا

فَوَلَدَتْ غُلاماً، فَقَالَ لِي أَبُو طَلْحَةَ : احْمِلْهُ حَتَّى تَأْتِيَ بِهِ النَّبيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَبَعَثَ مَعَهُ بِتَمَرَاتٍ، فَقَالَ :

  أَمَعَهُ شَيءٌ ؟

قَالَ : نَعَمْ، تَمَرَاتٌ، فَأَخَذَهَا النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَضَغَهَا، ثُمَّ أَخَذَهَا مِنْ فِيهِ فَجَعَلَهَا في فِيِّ الصَّبيِّ، ثُمَّ حَنَّكَهُ وَسَمَّاهُ عَبْدَ الله .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَفِي رِوَايَة للْبُخَارِيِّ : قَالَ ابْنُ عُيَيْنَةَ : فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ : فَرَأَيْتُ تِسْعَةَ أوْلادٍ كُلُّهُمْ قَدْ قَرَؤُوا الْقُرْآنَ، يَعْنِي : مِنْ أوْلادِ عَبْدِ الله الْمَوْلُودِ .

وَفي رواية لِمُسْلِمٍ : مَاتَ ابْنٌ لأَبي طَلْحَةَ مِنْ أُمِّ سُلَيْمٍ، فَقَالَتْ لأَهْلِهَا : لاَ تُحَدِّثُوا أَبَا طَلْحَةَ بابْنِهِ حَتَّى أَكُونَ أَنَا أُحَدِّثُهُ، فَجَاءَ فَقَرَّبَتْ إِلَيْه عَشَاءً فَأَكَلَ وَشَرِبَ، ثُمَّ تَصَنَّعَتْ لَهُ أَحْسَنَ مَا كَانَتْ تَصَنَّعُ قَبْلَ ذلِكَ، فَوَقَعَ بِهَا . فَلَمَّا أَنْ رَأَتْ أَنَّهُ قَدْ شَبِِعَ وَأَصَابَ مِنْهَا، قَالَتْ : يَا أَبَا طَلْحَةَ، أَرَأَيْتَ لَوْ أنَّ قَوماً أَعَارُوا عَارِيَتَهُمْ أَهْلَ بَيْتٍ فَطَلَبُوا عَارِيَتَهُمْ، أَلَهُمْ أَنْ يَمْنَعُوهُمْ ؟

قَالَ : لا، فَقَالَتْ : فَاحْتَسِبْ ابْنَكَ، قَالَ : فَغَضِبَ، ثُمَّ قَالَ : تَرَكْتِني حَتَّى إِذَا تَلطَّخْتُ، ثُمَّ أخْبَرتني بِابْنِي ؟! فانْطَلَقَ حَتَّى أَتَى رسولَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأخْبَرَهُ بِمَا كَانَ فَقَالَ رسولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

بَارَكَ اللهُ في لَيْلَتِكُمَا ، قَالَ : فَحَمَلَتْ .

قَالَ : وَكانَ رسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في سَفَرٍ وَهِيَ مَعَهُ، وَكَانَ رسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَى الْمَدِيْنَةَ مِنْ سَفَرٍ لاَ يَطْرُقُهََا طُرُوقاً فَدَنَوْا مِنَ الْمَدِينَة، فَضَرَبَهَا الْمَخَاضُ، فَاحْتَبَسَ عَلَيْهَا أَبُو طَلْحَةَ، وَانْطَلَقَ رسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . قَالَ : يَقُولَ أَبُو طَلْحَةَ : إنَّكَ لَتَعْلَمُ يَا رَبِّ أَنَّهُ يُعْجِبُنِي أَنْ أَخْرُجَ مَعَ رسُوْل الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ وَأَدْخُلَ مَعَهُ إِذَا دَخَلَ وَقَدِ احْتَبَسْتُ بِمَا تَرَى

تَقُولُ أُمُّ سُلَيْمٍ : يَا أَبَا طَلْحَةَ، مَا أَجِدُ الَّذِي كُنْتُ أجدُ انْطَلِقْ، فَانْطَلَقْنَا وَضَرَبَهَا المَخَاضُ حِينَ قَدِمَا فَوَلدَت غُلامَاً . فَقَالَتْ لِي أمِّي : يَا أنَسُ، لا يُرْضِعْهُ أحَدٌ حَتَّى تَغْدُو بِهِ عَلَى رسولِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا أصْبَحَ احْتَمَلْتُهُ فَانْطَلَقْتُ بِهِ إِلَى رسولِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .وَذَكَرَ تَمَامَ الْحَدِيثِ .


Dari Anas ra. berkata: Abu Thalhah itu mempunyai seorang putra yang sedang menderita sakit. Abu Thalhah keluar pergi menghadap Nabi saw. kemudian anaknya itu dicabutlah ruhnya yakni meninggal dunia. Ketika Abu Thalhah kembali waktu itu ia sedang berpuasa, ia berkata: Bagaimanakah keadaan anakku? Ummu Sulaim, yaitu ibu anak tersebut jadi istrinya Abu Thalhah menjawab: Ia dalam keadaan yang setenang-tenangnya. Istrinya itu lalu menyiapkan makanan malam untuknya kemudian Abu Thalhah pun makan malamlah, selanjutnya ia menyetubuhinya istrinya itu. Setelah selesai, Ummu Sulaim berkata: Makamkanlah anak itu. Setelah menjelang pagi harinya Abu Thalhah mendatangi Rasulullah saw., lalu memberitahukan hal tersebut kematiannya anaknya yang ia baru mengerti setelah selesai tidur bersama istrinya. Kemudian Nabi bersabda:

Apakah engkau berdua bersetubuh tadi malam?

Abu Thalhah menjawab: Ya. Beliau lalu bersabda pula:

Ya Allah, berikanlah keberkahan pada kedua orang ini (yakni Abu Thalhah dan istrinya).

Selanjutnya Ummu Sulaim itu melahirkan seorang anak lelaki lagi. Abu Thalhah lalu berkata padaku ( aku di sini ialah Anas ra. yang meriwayatkan Hadis ini): Bawalah ia sehingga engkau datang di tempat Nabi saw. dan besertanya kirimkanlah beberapa biji buah kurma. Nabi saw. bersabda:

Adakah besertanya sesuatu benda?

Ia ( Anas) menjawab: Ya.ada beberapa biji buah kurma. Buah kurma itu diambil oleh Nabi saw. lalu dikunyahnya kemudian diambillah dari mulutnya, selanjutnya dimasukkanlah dalam mulut anak tersebut. Setelah itu digosokkan di langit-langit mulutnya dan memberinya nama Abdullah.

(Muttafaq 'alaih)

Dalam HR al-Bukhari disebutkan demikian: Ibn 'Uyainah berkata: Kemudian ada seorang dari golongan sahabat Anshar berkata: Lalu aku melihat sembilan orang anak lelaki yang semuanya dapat membaca dengan baik dan hafal akan al-Quran, yaitu semuanya dari anak-anak Abdullah yang dilahirkan hasil peristiwa malam dahulu itu.

Dalam HR Muslim disebutkan: Anak Abu Thalhah dari Ummu Sulaim meninggal dunia, lalu istrinya itu berkata kepada seluruh keluarganya: Janganlah kalian memberitahukan hal kematian anak itu kepada Abu Thalhah, sehingga aku sendirilah yang hendak memberitahukannya nanti. Abu Thalhahyang saat itu bepergian lalu datanglah, kemudian istrinya menyiapkan makan malam untuknya dan iapun makan dan minumlah. Selanjutnya istrinya itu memperhias diri dengan sebaik-baik hiasan yang ada padanya dan bahkan belum pernah berhias semacam itu sebelum peristiwa tersebut. Seterusnya Abu Thalhah menyetubuhi istrinya. Sewaktu istrinya telah mengetahui bahwa suaminya telah kenyang dan selesai menyetubuhinya, iapun berkatalah pada Abu Thalhah: Bagaimanakah pendapat kanda, jikalau sesuatu kaum meminjamkan sesuatu yang dipinjamkannya kepada salah satu keluarga, kemudian mereka meminta kembalinya apa yang dipinjamkannya. Patutkah keluarga yang meminjamnya itu menolak untuk mengembalikannya benda tersebut kepada yang meminjaminya?

Abu Thalhah menjawab: Tidak boleh menolaknya yakni harus menyerahkannya. Kemudian berkata pula istrinya: Nah, perhitungkanlah bagaimana pinjaman itu jikalau berupa anakmu sendiri? Abu Thalhah lalu marah-marah kemudian berkata: Engkau biarkan aku tidak mengetahui kematian anakku itu, sehingga setelah aku terkena kotoran - maksudnya kotoran bekas bersetubuh, lalu engkau beritahukan hal anakku itu padaku. Iapun lalu berangkat sehingga datang di tempat Rasulullah saw. lalu memberitahukan segala sesuatu yang telah terjadi, kemudian Rasulullah saw. bersabda:

Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu berdua dalam malammu itu.

Anas ra. berkata: Kemudian istrinya hamil. Anas ra. melanjutkan berkata: Rasulullah saw. sedang dalam bepergian dan Ummu Sulaim itu menyertainya pula bersama suaminya juga. Rasulullah saw. apabila datang di Madinah di waktu malam dari bepergian, tidak pernah mendatangi rumah keluarganya malam-malam. Ummu Sulaim tibatiba merasa sakit karena hendak melahirkan, maka oleh karena Abu Thalhah tertahan yakni tidak dapat terus mengikuti Nabi saw. Rasulullah saw. terus berangkat. Anas berkata: Setelah itu Abu Thalhah berkata: Sesungguhnya Engkau tentulah Maha Mengetahui, ya Tuhanku, bahwa aku ini amat tertarik sekali untuk keluar bepergian bersama-sama Rasulullah saw. di waktu beliau keluar bepergian dan untuk masuk -tetap di negerinya - bersama-sama dengan beliau di waktu beliau masuk. Sesungguhnya aku telah tertahan pada saat ini dengan sebab sebagaimana yang Engkau ketahui.

Ummu Sulaim ialu berkata: Hai Abu Thalhah, aku tidak menemukan sakitnya hendak melahirkan sebagaimana yang biasanya aku dapatkan jikaiau hendak melahirkan anak. Maka itu berangkatlah. Kitapun - maksudnya Rasulullah saw. Abu Thalhah dan istrinya berangkatlah, Ummu Sulaim sebenarnya memang merasakan sakit hendak melahirkan, ketika keduanya itu datang, lalu melahirkan seorang anak lelaki. Ibuku yakni ibu Anas ra.  berkata padaku pada Anas ra. : Hai Anas, janganlah anak itu disusui oleh siapapun sehingga engkau pergi pagi-pagi besok dengan membawa anak itu kepada Rasulullah saw. Ketika waktu pagi menjelma, aku - Anas ra. - membawa anak tadi kemudian pergi dengannya kepada Rasulullah saw. Ia lalu meneruskan ceritera Hadis ini sampai selesainya.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 5048; Muslim, hadis no. 3955-3958, 3995-3996 dan 4496; Abu Daud, hadis no. 2200 dan 4300; Ahmad, hadis no. 11590, 12289, 12332, 12400, 12490, 12555, 12733, 12793, 13170, 13226, 13552 dan 13574.