Asyiknya niat karena Allah

RS 4 RS 10 RS 11 RS 12

وعَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزَاةٍ، فَقَالَ :

إِنَّ بالْمَدِيْنَةِ لَرِجَالاً مَا سِرْتُمْ مَسِيْراً، وَلاَ قَطَعْتُمْ وَادِياً، إلاَّ كَانُوا مَعَكُمْ حَبَسَهُمُ الْمَرَضُ .

وَفِي رِوَايَةٍ : إلاَّ شَرَكُوكُمْ فِي الأَجْرِ .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

وَرَوَاهُ البُخَارِيُّ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللّه عَنْهُ  قَالَ : رَجَعْنَا مِنْ غَزْوَةِ تَبُوْكَ مَعَ النَّبيِّ صَلَى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمْ  فَقَالَ : إِنَّ أَقْوَاماً خَلْفَنَا بِالْمَدِيْنَةِ مَا سَلَكْنَا شِعْباً(1) وَلاَ وَادِياً ، إِلاّ َوَهُمْ مَعَنَا، حَبَسَهُمُ الْعُذْرُ (2)


Dari Abu Abdillah Jabir Ibn Abdullah al-Anshari ra. berkata: Kita berada beserta Nabi saw. dalam suatu peperangan, yaitu perang Tabuk kemudian Beliau saw. bersabda:

Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang yang tidaklah kalian menempuh suatu perjalanan dan tidak pula menyeberangi suatu lembah, melainkan orang-orang tadi ada besertamu. Mereka itu terhalang oleh sakit.

Dalam suatu riwayat: Melainkan mereka ikut bersama kalian dalam memperoleh pahalanya.

(HR Muslim)

Hadis sebagaimana di atas, juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Anas ra. Rasulullah saw. bersabda: Kita kembali dari perang Tabuk beserta Nabi saw. lalu beliau bersabda: Sesungguhnya ada beberapa kaum yang kita tinggalkan di Madinah, tiada menempuh kita sekalian akan sesuatu lereng ataupun lembah, melainkan mereka itu bersama-sama dengan kita jua jadi memperoleh pahala seperti yang berangkat untuk berperang itu mereka itu terhalang oleh sesuatu keuzuran.


Hadis sahih, diriwayatkan Muslim, hadis no. 3534 dari Jabir. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibn Majah, hadis no. 2755 dan Ahmad, hadis no. 14148.

Sedangkan riwayat dari Anas, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 2627 dan Ibn Majah, hadis no. 2754.

وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهٌ، قَالَ : قالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

صَلاَةُ الرَّجُلِ في جَمَاعَةٍ تَزِيْدُ عَلَى صَلاَتِهِ في سُوْقِهِ وَبَيْتِهِ بِضْعاً وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً، وَذَلِكَ أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لَا يُرِيْدُ إلاَّ الصَّلَاةَ، لاَ يَنْهَزُهُ إِلاَّ الصَلَاةُ : لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلاَّ رُفِعَ لَهُ بِهَا دَرجَةٌ، وَحُطَّ عَنْهُ بِهِا خَطِيئَةٌ حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ، فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي الصَّلَاةِ مَا كَانَتِ الصَّلَاةُ هِيَ تَحْبِسُهُ، وَالْمَلَائِكَةُ يُصَلُّوْنَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي صَلَّى فِيْهِ، يَقُوْلُوْنَ : اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيهِ، مَا لَمْ يُؤْذِ فِيِْه، مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ 

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَهَذَا لَفْظُ مُسْلِم

وَقَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَنْهَزُهُ هُوَ بِفَتْحِ الْيَاءِ وَالْهَاءِ وَبالزَّايِ : أَيْ يُخْرِجُهُ ويُنْهضُهُ .


Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Shalatnya seseorang lelaki dengan berjamaah (di masjid) itu melebihi shalatnya di pasar atau rumahnya dengan dua puluh lebih. Yang sedemikian itu ialah karena apabila seseorang itu berwudhu' dan memperbaguskan cara wudhu'nya, kemudian mendatangi masjid, tidak menghendaki ke masjid itu melainkan hendak shalat, tidak pula ada yang menggerakkan kepergiannya ke masjid itu kecuali hendak shalat, maka tidaklah ia melangkahkan kakinya selangkah kecuali ia dinaikkan tingkatnya sederajat dan karena dileburlah satu kesalahan daripadanya hingga ia masuk masjid. Apabila ia telah masuk ke dalam masjid, maka ia memperoleh pahala seperti dalam keadaan shalat, selama memang shalat itu yang menyebabkan ia bertahan di dalam masjid tadi, juga para malaikat mendoakan untuk mendapatkan kerahmatan Tuhan pada seseorang dari kalian, selama masih berada di tempat yang ia shalat disitu. Para malaikat itu berkata: Ya Allah, kasihanilah orang ini; wahai Allah, ampunilah ia; ya Allah, terimalah taubatnya. Hal sedemikian ini selama orang tersebut tidak menyakiti orang dan juga selama ia tidak berhadas.

Muttafaq 'alaih. Dan yang tersebut di atas adalah menurut lafaznya Imam Muslim.

Sabda Nabi saw.: Yanhazu dengan fathahnya ya' dan ha' serta dengan menggunakan zai, artinya: mengeluarkannya dan menggerakkannya.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 457, 611, 612, 619, 1976 dan 4348; dan Muslim, hadis no. 1034, 1035, 1036, 1037 dan 1059. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Daud, hadis no. 472; al-Tirmizi, hadis no. 200; al-Nasa'i, hadis no. 829; Ibn Majah, hadis no. 779; Ahmad, hadis no. 6888, 7121, 7268 dan 8786; dan Malik, hadis no. 265.

وَعَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِيْمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ، تَبَارَكَ وَتَعَالىَ، قَالَ :

إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإنْ هَمَّ ِبهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمئَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ تَعَالَى عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Abul Abbas, yaitu Abdullah Ibn Abbas Ibn Abdul Muththalib ra. dari Rasulullah saw. dalam suatu uraian yang diceritakan dari Tuhannya Tabaraka wa Ta'ala -Hadis semacam ini disebut Hadis Qudsi- bersabda:

Sesungguhnya Allah Ta'ala itu mencatat semua kebaikan dan keburukan, kemudian Allah menjelaskan. Maka barangsiapa yang berkehendak mengerjakan kebaikan, kemudian tidak jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah yang Maha Suci dan Tinggi sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisi-Nya, dan barangsiapa berkehendak mengerjakan kebaikan itu kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah sebagai sepuluh kebaikan di sisi-Nya, sampai menjadi tujuh ratus kali lipat, bahkan dapat sampai menjadi berganda-ganda yang amat banyak sekali. Selanjutnya barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan kemudian tidak jadi melakukannya maka dicatatlah oleh Allah Ta'ala sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisi-Nya dan barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan itu kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah Ta'ala sebagai satu keburukan saja di sisi-Nya.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 6010; dan Muslim, hadis no. 187. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, hadis no. 1897, 2388, 2684 dan 3228.

وَعَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمنِ عَبْدِ الله بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُوْلُ :

اِنْطَلَقَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَتَّى آوَاهُمُ الْمَبِيْتُ إِلَى غَارٍ فَدَخَلُوْهُ، فَانْحَدَرَتْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَسَدَّتْ عَلَيْهِمُ الْغَارَ، فَقَالُوا : إِنَّهُ لاَ يُنْجِيكُمْ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلَّاأَنْ تَدْعُوَا اللهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ .  قَالَ َرَجَلٌ مِنْهُمْ : اللَّهُمَّ كَانَ لِيْ أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيْرَانِ، وَكُنْتُ لَا َأَغْبُِقُ قَبْلَهُمَا أَهْلاً وَلاَ مَالاً، فَنَأَى بِْي طَلَبُ الشَّجَرِ يَوْماً فَلَمْ أُرِحْ عَلَيْهمَا حَتَّى نَامَا، فَحَلَبْتُ لَهُمَا غَبُوقَهُمَا فَوَجَدْتُهُمَا نَائِمَيْنِ، فَكَرِهْتُ أَنْ أُوقِظَهُمَا وَأَنْ أغْبِقَ قَبْلَهُمَا أَهْلاً أَوْ مَالاً، فَلَبَثْتُ - وَالْقَدَحُ عَلَى يَدِي - أَنْتَظِرُ اسْتِيْقَاظَهُمَا حَتَّى بَرِقَ الْفَجْرُ وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ قَدَمَيَّ، فاسْتَيْقَظَا فَشَرِبَا غَبُوقَهُمَا . اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرِّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيْهِ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ، فَانْفَرَجَتْ شَيْئاً لَا يَسْتَطِيْعُونَ الْخُرُوجَ مِنْهُ .

قَالَ الآخر : اللَّهُمَّ إنَّهُ كانَتْ لِيَ ابْنَةُ عَمّ ، كَانَتْ أَحَبَّ النّاسِ إليَّ - وفي رواية : كُنْتُ أُحِبُّها كأَشَدِّ مَا يُحِبُّ الرِّجَالُ النساءَ - فأَرَدْتُهَا عَلَى نَفْسِهَا فامْتَنَعَتْ منِّي حَتَّى أَلَمَّتْ بها سَنَةٌ مِنَ السِّنِينَ فَجَاءتْنِي فَأَعْطَيْتُهَا عِشْرِينَ وَمئةَ دينَارٍ عَلَى أنْ تُخَلِّيَ بَيْني وَبَيْنَ نَفْسِهَا فَفعَلَتْ، حَتَّى إِذَا قَدَرْتُ عَلَيْهَا - وفي رواية: فَلَمَّا قَعَدْتُ بَينَ رِجْلَيْهَا، قالتْ: اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَفُضَّ الخَاتَمَ إلاّ بِحَقِّهِ، فَانصَرَفْتُ عَنْهَا وَهيَ أَحَبُّ النَّاسِ إليَّ وَتَرَكْتُ الذَّهَبَ الَّذِي أعْطَيتُها . اللَّهُمَّ إنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذلِكَ ابْتِغاءَ وَجْهِكَ فافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فيهِ ، فانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ، غَيْرَ أَنَّهُمْ لا يَسْتَطِيعُونَ الخُرُوجَ مِنْهَا .

وَقَالَ الثَّالِثُ: اللَّهُمَّ اسْتَأْجَرْتُ أُجَرَاءَ وأَعْطَيْتُهُمْ أجْرَهُمْ غيرَ رَجُل واحدٍ تَرَكَ الَّذِي لَهُ وَذَهبَ، فَثمَّرْتُ أجْرَهُ حَتَّى كَثُرَتْ مِنهُ الأمْوَالُ، فَجَاءنِي بَعدَ حِينٍ، فَقالَ: يَا عبدَ اللهِ، أَدِّ إِلَيَّ أجْرِي، فَقُلْتُ: كُلُّ مَا تَرَى مِنْ أجْرِكَ: مِنَ الإبلِ وَالبَقَرِ والْغَنَمِ والرَّقيقِ، فقالَ: يَا عبدَ اللهِ، لاَ تَسْتَهْزِىءْ بي ! فَقُلْتُ: لاَ أسْتَهْزِئ بِكَ، فَأَخَذَهُ كُلَّهُ فاسْتَاقَهُ فَلَمْ يتْرُكْ مِنهُ شَيئاً . الَّلهُمَّ إنْ كُنتُ فَعَلْتُ ذلِكَ ابِتِغَاءَ وَجْهِكَ فافْرُجْ عَنَّا مَا نَحنُ فِيهِ، فانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ فَخَرَجُوا يَمْشُونَ.

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Abu Abdur Rahman, yaitu Abdullah Ibn Umar Ibn al-Khaththab ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

Ada tiga orang dari golongan orang-orang sebelummu berangkat bepergian, sehingga terpaksalah untuk menempati sebuah gua untuk bermalam, kemudian merekapun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu. Mereka berkata bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan kita dari batu besar ini melainkan jika kalian berdoa kepada Allah Ta'ala dengan menyebutkan perbuatanmu yang baik-baik.

Seorang dari mereka itu berkata: Ya Allah. Aku mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut usia dan aku tidak pernah memberi minum kepada siapapun sebelum keduanya itu, baik kepada keluarga ataupun hamba sahaya. Kemudian pada suatu hari aku terlalu jauh mencari kayu bakar sehingga aku tidak pulang kecuali keduanya sudah tidur.  

Selanjutnya aku pun terus memerah minuman untuk keduanya itu tapi mereka sudah tidur. Aku enggan untuk membangunkan mereka ataupun memberikan minuman kepada seseorang sebelum keduanya, baik pada keluarga atau hamba sahaya. Gelas itu tetap di tanganku menanti kedua orang tuaku bangun hingga fajar terbit, padahal anak- anak menjerit kelaparan di kakiku. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka minum air susu itu.

Ya Allah, jikalau aku mengerjakan yang sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan keridhaanMu, maka lapangkanlah kesukaran yang sedang kita hadapi dari batu besar yang menutup ini. Batu besar itupun bergeser, tetapi mereka belum dapat keluar dari gua.

Yang lain berkata: Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai seorang sepupu wanita yang merupakan orang yang tercinta bagiku dari sekalian manusia .

Dalam sebuah riwayat disebutkan: Aku mencintainya sebagai kecintaan seorang lelaki yang amat sangat kepada wanita  kemudian aku menginginkan dirinya, tetapi ia menolak kehendakku itu, ketika ia ditimpa paceklik, iapun mendatangi tempatku, lalu aku memberikan seratus dua puluh dinar padanya dengan syarat ia menyerahkan dirinya untukku. Ia berjanji sedemikian itu. Setelah aku dapat menguasai dirinya.

Dalam sebuah riwayat lain disebutkan: Setelah aku dapat duduk di antara kedua kakinya - sepupuku itu lalu berkata: Takutlah engkau pada Allah dan jangan membuka cincin melainkan dengan haknya - yakni dengan perkawinan yang sah -, lalu aku pun meninggalkannya, sedangkan ia adalah yang amat tercinta bagiku dari seluruh manusia dan emas yang aku berikan itu aku biarkan dimilikinya.

Ya Allah, jikalau aku mengerjakan yang sedemikian dengan niat untuk mengharapkan keridhaanMu, maka lapangkanlah kesukaran yang sedang kita hadapi ini. Batu besar itu kemudian bergeser lagi, hanya saja mereka masih juga belum dapat keluar melewatinya.

Orang yang ketiga lalu berkata: Ya Allah, aku mengupah beberapa kaum buruh dan semuanya telah kuberikan upahnya masing-masing, kecuali seorang lelaki. Ia meninggalkan upahnya dan pergi. Upahnya itu aku perkembangkan sehingga bertambah banyaklah hartanya tadi. Sesudah beberapa waktu, pada suatu hari ia mendatangi aku, kemudian berkata: Hai hamba Allah, tunaikanlah sekarang upahku yang dulu itu. Aku berkata: Semua yang engkau lihat ini adalah berasal dari hasil upahmu itu, baik yang berupa unta, lembu dan kambing dan juga hamba sahaya. Ia berkata: Hai hamba Allah, janganlah engkau memperolok-olokkan aku. Aku menjawab: Aku tidak memperolok-olokkan engkau. Kemudian orang itupun mengambil segala yang dimilikinya. Semua digiring dan tidak seekorpun yang ditinggalkan.

Ya Allah, jikalau aku mengerjakan yang sedemikian ini dengan niat mengharapkan keridhaanMu, maka lapangkanlah kita dari kesukaran yang sedang kita hadapi ini. Batu besar itu lalu bergeser dan merekapun keluar dari gua itu.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 2063, 2111, 2165, 3206 dan 5517; Muslim, hadis no. 4926. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Daud, hadis no. 2939; Ahmad, hadis no. 5702.