Niat yang benar tetap dihitung walau salah alamat

RS 5 RS 6

وَعَنْ أَبِيْ يَزِيْدَ مَعْنِ بْنِ يَزِيْدَ بْنِ الْأَخْنَسِ رَضِيَ اللّه عَنْهُمْ، وَهُوَ وَأَبُوهُ وَجَدُّهُ صَحَابِيُّوْنَ، قَالَ : كَانَ أَبِي يَزِيْدُ أَخْرَجَ دَنَانِيْرَ يَتَصَدَّقُ بِهَا، فَوَضَعَهَا عِنْدَ رَجُلٍ فِي الْمَسْجِدِ، فَجِئْتُ فَأَخَذْتُهَا فَأَتَيْتُهُ بِهَا . فَقَالَ : وَاللّهِ، مَا إِيَّاكَ أَرَدْتُ، فَخَاصَمْتُهُ إِلَى رَسُولِ اللّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فقَالَ :

لَكَ مَا نَوَيْتَ يَا يَزِيْدُ، وَلَكَ مَا أَخَذْتَ يَا مَعْنُ .

رَوَاهُ البُخَارِيّ


Dari Abu Yazid yaitu Ma'an Ibn Yazid Ibn Akhnas ra. Ia, ayahnya dan neneknya adalah termasuk golongan sahabat semua. Kata aku: Ayahku, yaitu Yazid mengeluarkan beberapa dinar yang dengannya ia bersedekah, lalu dinar-dinar itu ia letakkan di sisi seseorang di dalam masjid. Aku yakni Ma'an anak Yazid datang untuk mengambilnya, kemudian aku menemui ayahku dengan dinar-dinar tadi. Ayah berkata: Demi Allah, bukan engkau yang ku kehendaki untuk diberi sedekah itu. Selanjutnya hal itu aku adukan kepada Rasulullah saw. lalu beliau bersabda:

Bagimu adalah apa yang engkau niatkan hai Yazid yakni bahwa engkau telah memperoleh pahala sesuai dengan niat sedekahmu itu sedang bagimu adalah apa yang engkau ambil, hai Ma'an yakni bahwa engkau boleh memiliki dinar-dinar tersebut.

(HR al-Bukhari)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 1333. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, hadis no. 15299 dan 17559; al-Darimi, hadis no. 1582.

وَعَنْ أَبَي إِسْحَاقَ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ مَالِكِ بْنِ أُهَيْبِ بْنِ عَبْدِ مَنَافِ بْنِ زُهْرَةَ بْنِ كِلابِ بْنِ مُرَّةَ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيٍّ الْقُرشِيِّ الزُّهْرِيِّ رَضِيَ اللّهُ عَنْهٌ، أَحَدِ اْلعَشَرَةِ الْمَشْهُودِ لَهُمْ بِالْجَنَّةِ رَضِيَ الله عَنْهُمْ -، قَالَ : جَاءَنِي رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُوْدُنِي عَامَ حَجَّةِ الْوَدَاعِ مِنْ وَجَعٍ اشْتَدَّ بِي، فقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ، إنِّي قَدْ بَلَغَ بِي مِنَ الْوَجَعِ مَا تَرَى، وَأَنَا ذُوْ مَالٍ وَلَا يَرِثُنِي إِلَّا ابْنَةٌ لِي، أَفَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثَيْ مَالِي ؟ قَالَ :

لاَ

قُلْتُ : فَالشَّطْرُ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ فقَالَ :

لاَ

قُلْتُ : فَالثُّلُثُ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ :

الثُّلُثُ وَالثُّلُثُ كَثِيْرٌ - أَوْ كَبِيْرٌ - إِنَّكَ إنْ تَذَرْ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُوْنَ النَّاسَ، وَإنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللهِ إلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِيِّ امْرَأَتِكَ

قَالَ : فَقُلتُ : يَا رَسُولَ اللهِ، أُخَلَّفُ بَعْدَ أَصْحَابِي ؟ قَالَ :

إِنَّكَ لَنْ تُخَلَّفَ فَتَعْمَلَ عَمَلاً تَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ إلاَّ ازْدَدْتَ بِهِ دَرَجَةً ورِفْعَةً، وَلَعَلَّكَ أَنْ تُخَلَّفَ حَتَّى يَنْتَفِعَ بِكَ أَقْوَامٌ وَيُضَرَّ بِكَ آخَرُونَ . اللَّهُمَّ أَمْضِ لِأَصْحَابِيْ هِجْرَتَهُمْ وَلاَ تَرُدَّهُمْ عَلَى أَعْقَابِهِمْ، لَكِنَّ الْبَائِسُ سَعْدُ بْنُ خَوْلَةَ يَرْثِي لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ مَاتَ بِمَكَّةَ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Abu Ishak, yakni Sa'ad ibn Abu Waqqash, yakni Malik ibn Uhaib ibn Abdu Manaf ibn Zuhrah ibn Kilab ibn Murrah ibn Ka'ab ibn Luai al-Qurasyi al-Zuhri ra. yaitu salah satu dari sepuluh orang yang diberi kesaksian akan memperoleh surga ra. berkata: Rasulullah saw. datang padaku untuk menjengukku pada tahun haji wada' yakni haji Rasulullah saw. yang terakhir dan sebagai haji pamitan karena kesakitan yang menimpa diriku, lalu aku berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya saja kesakitanku ini telah mencapai sebagaimana keadaan yang Tuan ketahui, sedang aku adalah seorang yang berharta dan tiada yang mewarisi hartaku itu melainkan seorang puteriku saja. Maka itu apakah dibenarkan sekiranya aku bersedekah dengan dua pertiga hartaku? Beliau menjawab:

Tidak dibenarkan.

Aku berkata pula: Separuh hartaku ya Rasulullah? Beliau bersabda:

Tidak dibenarkan juga.

Aku berkata lagi: Sepertiga, bagaimana ya Rasulullah? Beliau lalu bersabda:

 Ya, sepertiga boleh dan sepertiga itu sudah banyak atau sudah besar jumlahnya. Sesungguhnya jikalau engkau meninggalkan para ahli warismu dalam keadaan kaya, lebih baik dari engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin meminta-minta pada orang lain. Sesungguhnya tiada sesuatu nafkah yang engkau berikan dengan niat untuk mendapatkan keridhaan Allah, melainkan engkau pasti akan diberi pahalanya, sekalipun sesuatu yang engkau berikan untuk makanan istrimu.

Abu Ishak meneruskan uraiannya: Aku berkata lagi: Apakah aku ditinggalkan - di Makkah setelah kepulangan sahabat-sahabatku itu? Beliau menjawab:

Sesungguhnya engkau itu tiada ditinggalkan, kemudian engkau melakukan suatu amalan yang engkau maksudkan untuk mendapatkan keridhaan Allah, melainkan engkau bertambah derajat dan keluhurannya. Barangkali sekalipun engkau ditinggalkan karena usia masih panjang lagi, tetapi nantinya akan ada beberapa kaum yang dapat memperoleh kemanfaatan dari hidupmu itu yakni sesama kaum Muslimin  dan akan ada kaum lainnya yang memperoleh bahaya dengan sebab masih hidupmu tadi yakni kaum kafir. Ya Allah, sempurnakanlah pahala untuk sahabat-sahabatku dalam hijrah mereka itu dan janganlah engkau balikkan mereka ke belakang  yakni menjadi murtad kembali sepeninggalnya nanti. Tetapi yang merugi itu ialah Sa'ad Ibn Khaulah. Rasulullah saw. merasa sangat kasihan padanya sebab ia meninggal di Makkah.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 54, 1213, 2537 dan 2539; Muslim, hadis no. 3076-3079. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Daud, hadis no. 2480; al-Tirmizi, hadis no. 2042; al-Nasa’i, hadis no. 3567-3575; Ahmad, hadis no. 1363, 1364, 1398, 1404, 1442, 1464 dan 1513 ; Malik, hadis no. 1258; al-Darimi, hadis no. 3065.