Berikan Amanat kepada ahlinya

4:58 33:72 4:58 33:72 RS 200 RS 1837

۞ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا


Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا


Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,

وَعَنْ حُذُيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم، حَدِيْثَيْنَ قَدْ رَأَيْتُ أَحَدَهُمَا، وَأَنَا أَنْتَظِرُ الآخَرَ : حَدَّثَنَا أَنَّ اْلأَمَانَةَ نَزَلَتْ فِي جَذْرِ قُلُوبِ الرِّجَالِ، ثُمَّ نَزَلَ الْقُرآنُ فَعَلِمُوْا مِنَ الْقُرْآنِ، وَعَلِمُوْا مِنَ السُّنَّةِ، ثُمَّ حَدَّثَنَا عَنْ رَفْعِ الْأَمَانَةِ فَقَالَ :

يَنَـامُ الرَّجُلُ النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ الْأَمَانَةُ مِنْ قَلْبِهِ، فَيَظلُّ أَثَرُهَا مِثْلَ الْوَكْتِ، ثُمَّ ينامُ النَّوْمَةَ فَتُقبضُ الأَمَانَةُ مِنْ قَلْبِهِ، فَيظَلُّ أَثَرُهَا مِثْلَ أَثَرِ الْمَجْلِ، كَجَمْرٍ دَحْرَجْتَهُ عَلَى رِجْلِكَ، فَنَفَطَ فَتَرَاه مُنْتَبَراً وَلَيْسَ فِيهِ شَيءٌ

ثُمَّ أَخَذَ حَصَاةً فَدَحْرَجَهَا عَلَى رِجْلِهِ

 فَيُصْبِحُ النَّاسُ يَتَبَايَعُوْنَ، فَلَا يَكَادُ أَحَدٌ يُؤَدِّي الْأَمَانَةَ حَتَّى يُقَالَ : إِنَّ فِي بَنِي فَلَانٍ رَجُلاً أَمِيْناً، حَتَّى يُقَالَ لِلرَّجُلِ : مَا أَجْلَدَهُ مَا أَظْرَفَهُ، مَا أَعْقَلَهُ، وَمَا فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلِ مِنْ إِيْمَانٍ.

وَلَقَدْ أَتَى عَلَيَّ زَمَانٌ وَمَا أُبَالِي أَيُّكُمْ بَايَعْتُ، لَئِنْ كَانَ مُسْلِماً لَيَرُدَّنَّهُ عَليَّ دِيْنُهُ، وَلَئِنْ كَانَ نَصْرَانِيّاً أَوْ يَهُودِيًّا لَيَرُدَّنَّهُ عَلَيَّ سَاعِيه، وَأَمَّا الْيَوْمَ فَمَا كُنْتُ أُبَايُعُ مِنْكُمْ إِلاَّ فُلَاناً وَفُلَاناً .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Hudzaifah Ibn al-Yaman ra. berkata: Rasulullah saw. memberitahukan kepada kita dua Hadis, yang sebuah sudah aku ketahui sedang yang lainnya aku menanti-nantikan. Beliau saw. memberitahukan kepada kita bahwasannya amanat itu turun dalam dasar asli dari hati orang-orang, kemudian turunlah al-Qur'an. Orang-orang itu lalu mengetahuinya dari al-Qur'an dan mengetahuinya pula dari al-Sunnah. Selanjutnya Beliau saw. memberitahukan kepada kita tentang lenyapnya amanat itu, Beliau saw. bersabda:

Seorang laki-laki tidur, lalu diambillah amanah itu dari hatinya, kemudian tertinggallah bekasnya bagaikan bekas luka. Selanjutnya ia tidur lagi, lalu diambillah amanah itu dari hatinya, kemudian tertinggallah bekasnya seperti kulit tangan yang melepuh sesudah kerja. Jadi, seperti suatu bara api yang engkau gelindingkan pada kakimu kemudian melepuhlah, engkau lihat ia meninggi, tetapi tidak ada apa-apanya.

Lalu dia mengambil batu kecil yang digelindingkan di kakinya. Pagi hari orang-orang melakukan jual beli, maka hampir saja tiada seorangpun yang melaksanakan amanah, hingga dikatakan: Di Bani Fulan ada seorang yang bisa dipercaya, sehingga kepada orang tersebut dikatakan: Alangkah giatnya ia bekerja, alangkah indah pekerjaannya, alangkah pula cerdiknya. Padahal dalam hatinya sudah tidak ada keimanan sekalipun hanya seberat timbangan biji sawi.

Sungguh telah datang padaku suatu zaman, aku pun tidak peduli, manakah di antara kalian yang aku ajak jual beli. Jika ia seorang muslim, agamanya yang akan mengembalikannya padaku, dan jika ia seorang Nasrani atau Yahudi, petugas dari pemerintah yang akan mengembalikan hakku. Untuk sekarang, aku tidak akan melakukan jual beli kecuali dengan si fulan dan si fulan.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 6016; Muslim, hadis no. 206; al-Tirmizi, hadis no. 2105; Ibn Majah, hadis no. 4043; Ahmad, hadis no. 22171.

وَعَنْهُ قَالَ بيْنَمَا النَّبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم في مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ الْقَوْمَ، جاءَهُ أعْرابِيُّ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ ؟ فَمَضَى رسُولُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يُحَدِّثُ، فقَال بَعْضُ الْقَوْمِ : سَمِعَ مَا قَالَ، فَكَرِه ما قَالَ، وقَالَ بَعْضُهمْ : بَلْ لَمْ يَسْمَعْ، حَتَّى إذَا قَضَى حَدِيثَهُ قَالَ :

 أيْنَ السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ ؟

قَال : ها أنَا يَا رسُولَ اللَّه، قَالَ :

إذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانةُ فانْتَظِرِ السَّاعةَ

قَالَ: كَيْفَ إضَاعَتُهَا ؟ قَالَ :

إذَا وُسِّد الأمْرُ إلى غَيْرِ أهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعة .

رَوَاهُ البُخَارِيّ


Dari Abu Hurairah ra. berkata: Pada suatu ketika Nabi saw. dalam sesuatu majelis, sedang memberikan pembicaraan kepada kaum yakni orang banyak, lalu datanglah seorang A'rab yaitu penduduk negeri Arab bagian pedalaman, kemudian orang ini bertanya: Bilakah tibanya hari kiamat. Rasulullah saw. terus saja dalam berbicara itu, sehingga sementara kaum ada yang berkata: Beliau saw. sebenarnya mendengar ucapan orang itu, tetapi beliau benci kepada isi pembicaraannya. Sementara kaum lagi berkata: Ah, Beliau saw. tidak mendengarnya. Selanjutnya setelah Beliau saw. selesai pembicaraannya lalu bertanya:

Manakah orang yang menanyakan tentang hari kiamat tadi?

Orang itu berkata: Aku, ya Rasulullah. Beliau saw. bersabda:

Jika kepercayaan telah diabaikan, maka kiamat tidak akan lama lagi.

Orang badui bertanya lagi: Bagaimana kepercayaan itu diabaikan? Beliau menjawab:

Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah, kiamat tidak akan lama lagi.

(HR al-Bukhari)


Hadis ini diriwayatkan juga oleh al-Bukhari, hadis no. 57; dan Ahmad, hadis no. 8374.