Tekun dalam bekerja

RS 142 RS 1286

عَنْ عَاِئشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم دَخَلَ عَلَيْهَا وَعِنْدَهَا امْرَأَةٌ قَالَ :

مَنْ هَذِهِ ؟

قَالَتْ : هَذِهِ فُلَانَةٌ تَذْكُرُ مِنْ صَلَاتِهَا قَالَ :

مَهُ عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيْقُونَ، فَوَاللهِ لَا يَمَلُّ اللَّهُ حَتَّى تَمَلُّوا.  وَكَانَ أَحَبُّ الدِّيْنِ إِلَيْهِ مَا دَاوَمَ صَاحِبُهُ عَلَيْهِ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَمهْ كَلِمَةُ نَهْى وَزَجْرٍ . وَمَعْنَى لَا يَمَلُّ اللَّهُ  :  لَا يَقْطَعُ ثَوَابَهُ عَنْكُمْ وَجَزَاءَ أَعْمَالِكُمْ، وَيُعَامِلُكُمْ مُعَامَلَةَ الْمَالِّ حَتَّى تَمَلُّوا فَتََتْرُكُوا، فَيَنْبَغِي لَكُمْ أَنْ تَأْخُذُوا مَا تُطِيقُونَ الدَّوَامَ عَلَيْهِ لَيَدُوَمَ ثَوَابُهُ لَكُمْ وَفَضْلُهُ عَلَيْكُمْ .


Dari Aisyah ra. bahwa Nabi saw. memasuki rumahnya dan di sisi Aisyah itu ada seorang wanita. Beliau saw. bertanya:

Siapakah ini?

Aisyah menjawab: Ini adalah si Anu. Aisyah menyebutkan perihal shalatnya wanita tadi yang sangat luar biasa tekunnya. Beliau saw. bersabda:

Jangan demikian, hendaklah kalian berbuat sesuai dengan kekuatanmu. Sebab demi Allah, Allah itu tidak akan bosan (memberi pahala) hingga kalian bosan (melaksanakan amalan itu). Adalah cara melakukan agama yang paling dicintai oleh Allah itu ialah apa-apa yang dilakukan oleh orang itu terus menerus.

(Muttafaq 'alaih)

Mah adalah kata untuk melarang dan mencegah. Maknanya La yamallullahu, ialah Allah tidak bosan, maksudnya bahwa Allah tidak akan memutuskan pahalanya padamu semua atau balasan pada amalal-amalanmu itu ataupun memperlakukan kalian sebagai perlakuan orang yang sudah bosan. Hatta tamallu artinya sehingga kalian yang bosan lebih dulu, lalu amalan itu ditinggalkan. Oleh sebab itu seyogyanya kalian mengambil amalan itu sekuat tenagamu saja yang sekiranya akan tetap langsung dan kekal melakukannya agar supaya pahalanya serta keutamaannya tetap atas dirimu semua.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 41; Muslim, hadis no. 1225, 1302-1308, 1953-1958 dan 5043; Abu Daud, hadis no. 1122, 1161, 1163 dan 2079; al-Nasa’i, hadis no. 754, 1598, 1624, 1634, 2148, 2307, 2309, 2311 dan 4949; Ibn Majah, hadis no. 1700 dan 4228; Ahmad, hadis no. 22915, 22994, 23033, 23050, 23059, 23111, 23147, 23183, 23399, 23487, 23645, 23675, 23761, 23793, 23988, 24153, 24243, 24260, 24299, 24380, 24451, 24491, 24590, 24755, 24772, 24845, 24860, 24882, 24901, 24928, 24936, 25103, 25106, 25138, 25170 dan 25186; Malik, hadis no. 381 dan 601.

وعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، أيُّ العَمَل أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تََعَالَى ؟ قَالَ :

الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا .

قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قََالَ :

بِرُّ الوَالِدَيْنِ

قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قََالَ:

الجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِِ اللَّهِ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Ibn Mas'ud ra. berkata: Aku berkata: Ya Rasulullah, amalan manakah yang lebih dicintai oleh Allah Ta'ala? Beliau saw. menjawab:

Shalat tepat pada waktunya.

Aku bertanya lagi: Kemudian apa? Beliau menjawab:

Berbakti kepada kedua orang tua.

Aku bertanya lagi: Kemudian apa? Beliau menjawab:

Jihad fi-sabilillah.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 496: Muslim, hadis no. 120-123: al-Tirmizi, hadis no. 158,  dan 1820: al-Nasa’i, hadis no. 606 dan 607: Ahmad, hadis no. 3695, 3776, 3798, 3971, 4003, 4022, 4060 dan 4086: al-Darimi, hadis no. 1197.