Konsep dasarnya: Muslim itu bersaudara

49:10 49:10 RS 233 RS 235

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ


Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ :

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يُسْلِمُهُ، مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Ibn Umar ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak menzaliminya, dan tidak menyerahkannya kepada musuhnya. Barangsiapa memberi pertolongan akan hajat saudaranya, maka Allah selalu menolongnya dalam hajatnya. Dan barangsiapa memberi kelapangan kepada seseorang Muslim dari suatu kesusahan, maka Allah akan melapangkan orang itu dari suatu kesusahan dari sekian banyak kesusahan pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aib orang itu pada hari kiamat.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 2262 dan 6437; Muslim, hadis no. 4677; Abu Daud, hadis no. 4248; al-Tirmizi, hadis no. 1346; Ahmad, hadis no. 5103 dan 5388.

وَعَنْه قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :

لا تَحاسدُوا ولا تناجشُوا ولا تَباغَضُوا ولا تَدابرُوا ولا يبِعْ بعْضُكُمْ عَلَى بيْعِ بعْضٍ، وكُونُوا عِبادَ الله إِخْواناً. المُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِم لا يَظلِمُه ولا يَحْقِرُهُ ولا يَخْذُلُهُ . التَّقْوَى هَاهُنا ويُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مرَّاتٍ بِحسْبِ امْرِيءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِر أَخاهُ المسلم . كُلَّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حرامٌ دمُهُ ومالُهُ وعِرْضُهُ .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

" النَّجَش " أَنْ يزِيدَ فِي ثَمنِ سلْعةٍ يُنَادِي عَلَيْهَا فِي السُّوقِ ونحْوهِ، ولا رَغْبةَ لَه فِي شِرائهَا بَلْ يقْصِد أَنْ يَغُرَّ غَيْرهُ، وهَذا حرامٌ . " والتَّدابُرُ " : أَنْ يُعرِض عنِ الإِنْسانِ ويهْجُرَهُ ويجعلَهُ كَالشَّيءِ الذي وراءَ الظهْر والدُّبُرِ .


Dari Abu Hurairah ra. pula, berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Janganlah saling mendengki, jangan pula melakukan najasy, jangan saling membenci, jangan membelakangi, dan janganlah sebagian kalian menjual atas jualannya orang lain. Dan jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim itu adalah saudara orang Muslim yang lain, tidak menzaliminya dan tidak merendahkannya dan tidak enggan memberikan pertolongan padanya. Ketakwaan itu ada di sini , dan beliau menunjuk ke arah dadanya tiga kali. Cukuplah seseorang dikatakan buruk, jika ia menghinakan saudaranya sesama muslim. Setiap orang Muslim terhadap orang muslim yang lain haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.

(HR Muslim)

Annaj-syu atau mengicuh ialah apabila seseorang itu menambah harga sesuatu barang dagangan lebih dari yang diumumkan di pasar atau lain-lain sebagainya, sedangkan ia tidak ada keinginan hendak membelinya. Tetapi ia berbuat demikian itu semata-mata akan menipu orang lain saja. Perbuatan semacam ini haram hukumnya. Tadabbur ialah jikalau seseorang tidak menghiraukan orang lain, meninggalkan berbicara dengannya dan menganggap orang itu sebagai benda yang ada di belakang punggung atau duburnya.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 4747 dan 5606; Muslim, hadis no. 4650, 4656-4649 dan 4651; Abu Daud, hadis no. 2981, 2986 dan 4271; al-Tirmizi, hadis no. 1053 dan 1911; al-Nasa’i, hadis no. 3187, 4420, 4430 dan 4431; Ibn Majah, hadis no. 1857, 2163 dan 2165; Ahmad, hadis no. 7402, 7536, 7753, 7770, 8148, 8690, 8746, 8757, 9387, 9620, 9682, 9698, 9828, 9861, 9971, 10112, 10237, 10283, 10377 dan 10527; Malik, hadis no. 1189 dan 1412.