Gunakan suara merdu kamu dalam membaca al-Qur'an

RS 1004 RS 1005 RS 1007

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قََالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:

مَا أَذِنَ اللهُ لِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ يَجْهَرُ بِهِ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

مَعْنَى أََذِنَ اللهُ :أيِ اسْتَمَعَ، وَهُوَ إشَارَةٌ إلى الرِّضَى وَالقُبُولِ .


Dari Abu Hurairah ra. yang berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

Allah tidak pernah mengizinkan sesuatu seperti mengizinkan seorang Nabi yang memiliki suara yang indah untuk melagukan al-Qur’an dan mengeraskan suaranya.

(Muttafaq 'alaih)

Dikatakan oleh para alim ulama: Bahwa sabda Nabi saw. : Yajharu bihi artinya: Memperkeraskan suara dalam membaca al-Quran ini adalah sebagai penjelasan dari bersabda : yataghanna yakni bertaghanni dari kata ghina. Makna: adzinallahu yakni mendengarkan. Ini sebagai tanda keredhaan dan diterima.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 4635, 4636, 6928, 6973 dan 6989; Muslim, hadis no. 1318 - 1320; Abu Daud, hadis no. 1259; al-Nasa’i, hadis no. 1007 dan 1008; Ahmad, hadis no. 7346, 7498 dan 9429; al-Darimi, hadis no. 3354, 3355 dan 3361.

وَعَنْ أَبِي مُوسَى الأشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللُه عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ لَهُ :

لََقََدْ أُوتِيتَ مِزْمَارَاً مِنْ مَزَامِيرِ آلِِ دَاوُدَ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ : أنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ لَهُ : لَوْ رَأَيْتَنِي وَأَنَا أَسْتَمِعُ لِقِرَاءَتِكَ البَارِحَةَ .


Dari Abu Musa al-Asy'ari ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda padanya:

Sungguh, engkau telah dikaruniai seruling di antara seruling-seruling keluarga Daud.

(Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda padanya: Alangkah gembiranya hatimu, jikalau engkau melihat bahwa aku mendengarkan bacaanmu akan al-Quran tadi malam. Imam al-Syafi'i rahimahullah berkata: artinya bertaghanni ialah memperbaguskan suara dan melemah-lembutkannya atau mengiramakan bacaan al-Quran itu. huraian sedemikian ini disaksikan pula dengan Hadis lain, yaitu: Hiasilah al-Quran itu dengan suara-suaramu. Menurut bangsa Arab, setiap orang yang mengeraskan suaranya dan mengiramakannya, maka suaranya itu dapat disebut ghina'.

Maksudnya bahwa bacaan Abu Musa ra. itu amat indah dan baik sekali. Kata mizmar atau seruling dijadikan sebagai perumpamaan untuk bagusnya suara dan kemanisan iramanya, jadi diserupakan dengan suara seruling. Daud adalah seorang Nabi saw. dan beliau ini adalah sebagai puncak dalam kebagusan suaranya di dalam membaca.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 4660; Muslim, hadis no. 1321 dan 1322; al-Tirmizi, hadis no. 3790.

وَعَنْ أَبِي لُبَابَةَ بَشِير بنِ عَبْدِ المُنْذِرِ رضِيَ اللهُ عَنْهُ، أنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قََالَ :

مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ فَلَيْسَ مِنَّا .

رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ بِإِسْنَادٍ جَيْد

وَمَعْنَى يَتَغَنَّى : يُحْسِنُ صَوْتَهُ بِالْقُرْآنِ


Dari Abu Lubabah yaitu Basyir Ibn Abdul Mundzir ra. bahwa Nabi saw. bersabda:

Barangsiapa tidak melagukan al-Quran, maka ia tidak termasuk golongan kami.

(HR Abu Daud dengan sanad yang baik)

Makna: yataghanna atau bertaghanni ialah memperbaguskan suaranya ketika membaca al-Quran .


Hadis baik, diriwayatkan oleh Abu Daud, hadis no. 1258.