Shalat sebagai media pengampun dosa

RS 1046

وَعَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَان رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قََالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلََيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ :

مَا مِنْ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تََحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فََيُحْسِنُ وُضُوءَهَا، وَخُشُوعَهَا، وَرُكُوعَهَا، إِلاَّ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قََبْلََهَا مِنْ الذُّنُوبِ مَا لَمْ تُؤْتَ كَبِيْرَةٌ، وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ


Dari Usman Ibn Affan ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

Tidaklah seorang muslim, ketika tiba waktu shalat wajib, lalu ia berwudhu dengan sempurna, kemudian shalat dengan khusyu’ dan menyempurnakan rukunnya, kecuali dosa-dosa yang pernah dia lakukan akan diampuni selama tidak melakukan dosa besar. Dan itu berlaku sepanjang tahun.

(HR Muslim)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadis no. 335; al-Nasa’i, hadis no. 146, 147 dan 847; Ahmad, hadis no. 452, 472 dan 485.