Laranga berlebihan dalam puasa

RS 143 RS 149

وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : جَاءَ ثَلَاثةُ رَهْطِ إِلَى بُيُوْتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم، فَلَمَّا أَخْبِرُوْا كَأَنَّهُمْ تَقَالَّوْهَا.  وَقَالُوا : أَيْنَ نَحْنُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ . قَالَ أَحَدُهُمْ : أَمَّا أَنَا فَأُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَداً، وَقَالَ الآخَرُ : وَأَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ أَبَداً وَلَا أُفْطِرُ، وَقَالَ الآخَرُ : وَأَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَداً، فَجاءَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم إِلَيْهِمْ فَقَالَ :

أَنْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ؟، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ للَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّى .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Anas ra. berkata: Ada tiga macam orang datang ke rumah istri-istri Nabi saw. menanyakan tentang hal bagaimana ibadahnya Nabi saw. Kemudian setelah mereka diberitahu lalu seolah-olah mereka menganggap amat sedikit saja ibadah beliau. saw. itu. Mereka lalu berkata: Ah, di manakah kita ini - maksudnya: Kita ini jauh perbedaannya kalau dibandingkan - dari Nabi saw. sedangkan beliau itu telah diampuni segala dosanya yang lampau dan yang kemudian. Seorang dari mereka itu berkata: Adapun aku ini, maka aku bersembahyang semalam suntuk selama-lamanya. Yang lainnya berkata: Adapun aku , maka aku berpuasa sepanjang tahun dan tidak pernah aku berbuka. Yang seorang lagi berkata: Adapun aku , maka aku menjauhi para wanita, maka aku pun tidak akan kawin selama-lamanya. Rasulullah saw. kemudian mendatangi mereka lalu bersabda:

Kalian yang berkata begini dan begini? Wahai, demi Allah, sesungguhnya aku ini adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian kepada Allah dan tertakut kepada-Nya, tetapi aku juga berpuasa dan juga berbuka, aku pun shalat tetapi juga tidur, juga aku menikahi wanita. Maka barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku, maka ia bukanlah termasuk dalam golonganku.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 4675; Muslim, hadis no. 2487; al-Nasa’i, hadis no. 3165; Ahmad, hadis no. 13045, 13230 dan 13534.

وَعَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ وَهْبِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :

آخَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بَيْنَ سَلْمَانَ وَأَبِي الدَّرْدَاءِ، فَزَارَ سَلْمَانُ أَبَا الدَّرْدَاءِ، فَرَأَى أُمَّ الدَّرْدَاء ِمُتَبَذِّلَةً فَقَالَ : مَا شَأْنُكِ؟ قَالَتْ: أَخْوكَ أَبُو الدَّرْدَاءِ لَيْسَ لَهُ حَاجَةٌ فِي الدُّنْيَا . فَجَاءَ أَبُو الدَّرْدَاءِ فَصَنَعَ لَه طَعَاماً، فَقَالَ لَهُ : كُلْ فَإِنِّي صَائِمٌ، قَالَ : مَا أَنَا بِآكِلٍ حَتَّى تَأْكُلَ، فَأَكَلَ، فَلَّمَا كَانَ اللَّيْلُ ذَهَبَ أَبُو الدَّرْدَاءِ يَقُومُ فَقَالَ لَهُ : نَمْ فَنَام، ثُمَّ ذَهَبَ يَقُومُ فَقَالَ لَه : نَمْ، فَلَمَّا كَانَ من آخِراللَّيْلِ قَالَ سَلْمَانُ : قُمِ الآنَ، فَصَلَّيَا جَمِيْعاً، فَقَالَ لهُ سَلْمَانُ : إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ، فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فَذَكر ذلِكَ لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم :

صَدَقَ سَلْمَانُ .

رَوَاهُ البُخَارِيّ.


Dari Abu Juhaifah yaitu Wahab Ibn Abdullah ra. berkata:

Nabi saw. mempersaudarakan antara Salman dan Abu al-Darda' maksudnya keduanya disuruh berjanji untuk berlaku sebagai saudara. Salman pada suatu ketika berziarah ke Abu al-Darda', ia melihat Ummud Darda' -istri Abu al-Darda'- mengenakan pakaian yang serba kusut yakni tidak berhias samasekali, Salman bertanya padanya: Mengapa saudari berkeadaan sedemikian ini? Wanita itu menjawab: Saudaramu yaitu Abu al-Darda' itu sudah tidak ada hajatnya lagi pada keduniaan maksudnya: Sudah meninggalkan keduniaan, baik terhadap wanita atau lain-lain.

Dalam riwayat Addaraquthni lafaz Fiddunyaa, diganti dengan lafaz Fi nisaid dunyaa, artinya tidak ada hajatnya lagi pada kaum wanita di dunia ini. Sementara itu dalam riwayat Ibn Khuzaimah ditambah pula dengan kata-kata Yashuumun nahaar wa yaquumullail, artinya: Ia berpuasa pada siang harinya dan terus bersembah yang pada malam harinya. Abu al-Darda' lalu datang, kemudian ia membuatkan makanan untuk Salman. Setelah selesai Abu al-Darda' berkata kepada Salman: Makanlah, karena aku berpuasa. Salman menjawab: Aku tidak akan suka makan, sehingga engkaupun suka pula makan. Abu al-Darda' lalu makan. Setelah malam tiba, Abu al-Darda' mulai bangun. Salman berkata kepadanya: Tidurlah! Ia tidur lagi. Tidak lama kemudian bangun lagi dan Salman berkata pula: Tidurlah!

Kemudian setelah tiba Akhir malam, Salman lalu berkata pada Abu al-Darda': Bangunlah sekarang! Keduanya terus bersembahyang. Selanjutnya Salman lalu berkata: Sesungguhnya untuk Tuhanmu itu ada hak atas dirimu, untuk dirimu sendiri juga ada hak atasmu, untuk keluargamupun ada hak atasmu. Maka berikanlah kepada setiap yang berhak itu akan haknya masing-masing. Abu al-Darda' -paginya- mendatangi Nabi saw. kemudian menyebutkan peristiwa semalam itu, lalu Nabi saw. bersabda:

Apa yang dikatakan Salman itu benar.

(HR al-Bukhari)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 1832 dan 5674; al-Tirmizi, hadis no. 2337.