Sekali lagi: Jangan bertanya kepada yang bodoh

RS 1392 RS 1832

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بنِ العَاص رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ :

إِنَّ اللهَ لَا يَقْْبِِضُ العِلْمَ انْتِزَاعاً يَنْتزِعُهُ مِنَ النَّاسِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقََبْضِ العُلََمَاءِِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِماً، اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوساً جُهَّالاً فَسُئِلُوا، فَأفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فََضَلُّوا وَأَضَلُّوا .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Abdullah Ibn 'Amr Ibn al-'Ash ra. yang berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari manusia secara langsung, akan tetapi Dia akan mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama, sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, orang-orang mengangkat para pemimpin yang bodoh, maka ketika ditanya mereka menjawab tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 98, 6763 dan 2576; Muslim, hadis no. 4828 dan 4829; al-Tirmizi, hadis no. 2576; Ibn Majah, hadis no. 51; Ahmad, hadis no. 6222, 6498 dan 6602; al-Darimi, hadis no. 241.

وَعَنْ أبي ثَعْلَبَةَ الخُشَنيِّ جَرْثُومِ بنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ :

إنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلَا تُضَيِّعُوهَا، وَحَدَّ حُدُوداً فَلَا تَعْتَدُوهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلَا تَنْتَهِكُوهَا، وَسَكَتَ عَنْ أشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلَا تَبْحَثُوا عَنْهَا .

حَدِيْثٌ حَسَنٌ، رواه الدَّارقُطْني وَغَيْرَهُ


Dari Abu Tsa'labah al-Khusyani, yaitu Jurtsum Ibn Nasyir. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya, Allah Ta'ala menetapkan kewajiban-kewajiban, maka jangan mengabaikannya; Allah menetapkan batasan-batasan, maka jangan melampauinya; Allah mengharamkan perkara-perkara yang haram, maka jangan melanggarnya; dan Allah tidak memberi ketetapan pasti dalam beberapa hal, sebagai bentuk rahmat-Nya, bukan karena lupa, maka jangan berlebihan dalam mencarinya.

(Hadis hasan, diriwayatkan oleh al-Daraquthni dan lain-lainnya)


Hadis da'if, diriwayatkan oleh al-Daraquthni dalam al-Sunan, hadis no. 4814; al-Hakim dalam al-Mustadarak, hadis no. 7114; dan al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra, hadis no. 20283 secara mauquf. al-Tabarani, dalam al-Mu'jam al-Aushat, hadis no. 8933; dan dalam Mu'jam al-Saghir, hadis no. 1112. al-Hakim tidak mengomentari haadis ini, demikian pula al-Zahabi. Beberapa ulama berpendapat bahwa hadis ini da'if. Namun Imam al-Nawawi menilainya hasan.