Damaikan Perselisihan antar manusia

4:114 4:128 8:1 49:10 4:114 4:128 8:1 49:10 RS 248 RS 249 RS 250 RS 251

۞ لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَٰحٍۭ بَيْنَ ٱلنَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا


Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

وَإِنِ ٱمْرَأَةٌ خَافَتْ مِنۢ بَعْلِهَا نُشُوزًا أَوْ إِعْرَاضًا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَآ أَن يُصْلِحَا بَيْنَهُمَا صُلْحًا ۚ وَٱلصُّلْحُ خَيْرٌ ۗ وَأُحْضِرَتِ ٱلْأَنفُسُ ٱلشُّحَّ ۚ وَإِن تُحْسِنُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا


Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْأَنفَالِ ۖ قُلِ ٱلْأَنفَالُ لِلَّهِ وَٱلرَّسُولِ ۖ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَصْلِحُوا۟ ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖ وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ


Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman".

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ


Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللُه عَنْه قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم :

كُلُّ سُلَامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ : تَعْدِلُ بَيْنَ الْاِثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا، أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خَطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلَاةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

ومعنى تَعْدِلُ بَيْنَهُمَا  تُصْلِحُ بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ .


Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Setiap persendian manusia harus dikeluarkan shadaqahnya pada setiap hari yang matahari terbit pada hari itu. Mendamaikan dengan cara yang adil antara dua orang adalah shadaqah, menolong seseorang dengan mengangkatnya ke atas kendaraannya atau mengangkatkan barang-barangnya ke sana, itu pun shadaqah, kata-kata yang baik juga shadaqah, dan setiap langkah yang dijalaninya untuk pergi shalat juga merupakan shadaqah, menyingkirkan benda-benda yang berbahaya dari jalan termasuk shadaqah.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 2508, 2677 dan 2767; Muslim, hadis no. 1677. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Ahmad, hadis no. 7836.

وَعَنْ أُمِّ كُلْثُومٍ بِنْتِ عُقْبَةَ بْنِ أَبِي مُعَيْطٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُولُ :

لَيْسَ الْكَذَّابُ الَّذِي يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ فَيَنْمِي خَيْراً، أَوْ يَقُولُ خَيْراً .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَفِي رِوَايَةِ مُسْلِمٍ زِيَادَةٌ، قََالَتْ : وَلَمْ أَسْمَعْهُ يُرَخِّصُ فِي شَيْءٍ مِمَّا يَقُولُهُ النَّاسُ إِلاَّ فِي ثَلَاثٍ، تَعْنِي : الْحَرْبَ، وَالْإِصْلاَحَ بَيْنَ النَّاسِ، وَحَدِيْثَ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ، وَحَدِيْثَ الْمَرْأَةِ زَوْجَهَا .


Dari Ummu Kultsum bint Uqbah Ibn Abu Mu'aith, berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

Bukanlah orang yang mendamaikan orang yang bertikai, dia melebih-lebihkan kebaikan, atau berkata yang baik.

(Muttafaq 'alaih)

Dalam HR. Muslim disebutkan tambahannya demikian: Ummu Kultsum berkata: Aku tidak pernah mendengar dari Nabi saw. tentang dibolehkannya berdusta dari ucapal-ucapan yang diucapkan oleh para manusia itu, melainkan dalam tiga hal yaitu perihal peperangan, mendamaikan antara para manusia dan perkataan seseorang suami kepada istrinya serta perkataan istri kepada suaminya yang akan membawa kebaikan rumah tangga dan lain-lain.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 2495; Muslim, hadis no. 4717; Abu Daud, hadis no. 4274 dan 4275; al-Tirmizi, hadis no. 1861; Ahmad, hadis no. 26010 dan 26015.

وَعَنْ عَائشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : سَمِعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم صَوْتَ خُصُومٍ بِالْبَابِ عَالِيَةٍ أَصْوَاتُهُمَا، وَإِذَا أَحَدُهُمَا يَسْتَوْضِعُ الْآخَرَ وَيَسْتَرْفِقُهُ فِي شَيْءٍ، وَهُوَ يَقُولُ : وَاللَّهِ لَا أَفعَلُ، فَخَرَجَ عَلَيْهِمَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فَقَالَ :

أَيْنَ الْمُتَأَلِّي عَلَى اللهِ لَا يَفْعَلُ الْمَعْرُوفَ ؟

 فَقَالَ : أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَلهُ أَيُّ ذلِكَ أَحَبَّ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

معنى يَسْتَوْضِعُهُ : يَسْأَلهُ أَنْ يَضَعَ عَنْهُ بَعْضَ دَيْنِهِ . وَيَسْتَرفِقُهُ : يَسْأَلَهُ الرِّفْقَ وَالْمُتأَلِّي : الحَالِفُ .


Dari Aisyah ra. berkata: Rasulullah saw. mendengar suara pertengkaran di arah pintu, yang suara kedua orang yang bertengkar itu terdengar keras-keras. Tiba-tiba salah seorang dari keduanya itu meminta kepada yang lainnya agar sebagian hutangnya dihapuskan dan ia meminta belas kasihannya, sedangkan kawannya itu berkata: Demi Allah, permintaan itu tidak aku lakukan - tidak dibenarkan. Rasulullah saw. kemudian keluar menemui keduanya lalu bersabda:

Siapakah orang yang bersumpah dengan nama Allah untuk tidak melakukan kebaikan?

Orang itu berkata: Aku ya Rasulullah. Baginya mana saja yang ia sukai.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 2506; Muslim, hadis no. 2911; Malik, hadis no. 1133

وَعَنْ أَبي العباس سَهَلِ بنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْه، أَن رسولَ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بلَغهُ أَنَّ بَني عَمْرِو بن عوْفٍ كان بيْنهُمْ شَرٌّ، فَخَرَجَ رسولُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يُصْلِحُ بَيْنَهمْ فِي أُنَاسٍ مَعَه، فَحُبِسَ رسول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم وَحَانَتِ الصَّلاَةُ، فَجَاءَ بِلالٌ إِلَى أَبي بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهما فقَالَ : يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَدْ حُبِسَ، وَحَانَتِ الصَّلاةُ، فَهَلْ لكَ أَنْ تَؤُمَّ النَّاس؟ قَالَ : نَعَمْ إِنْ شِئْتَ، فَأَقَامَ بِلالٌ الصَّلاةَ، وَتقَدَّمَ أَبُو بَكْرٍ فَكَبَّرَ وكبَّرَ النَّاسُ، وَجَاءَ رسول الله يمْشِي في الصُّفوفِ حتَّى قامَ في الصَّفِّ، فَأَخَذَ النَّاسُ فِي التَّصْفِيقِ، وكَانَ أَبُو بَكْر رَضِيَ اللهُ عَنْه لا يَلْتَفِتُ فِي صلاتِهِ، فَلَمَّا أَكَثَرَ النَّاسُ التَّصْفِيقَ الْتَفَتَ، فَإِذَا رسولُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَأَشَار إِلَيْهِ رسول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَرَفَعَ أَبْو بَكْر رَضِيَ اللهُ عَنْه يدَهُ فَحمِد اللَّه، وَرَجَعَ القهقرى وَراءَهُ حَتَّى قَامَ فِي الصَّفِّ، فَتَقدَّمَ رسول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَصَلَّى للنَّاسِ، فَلَمَّا فرغَ أَقْبلَ عَلَى النَّاسِ فقَالَ :

أَيُّهَا النَّاسُ مَالَكُمْ حِين نَابَكُمْ شَيْءٌ في الصَّلاَةِ أَخذْتمْ فِي التَّصْفِيقِ ؟، إِنَّما التَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ . منْ نَابُهُ شيءٌ فِي صلاتِهِ فَلْيَقلْ: سُبْحَانَ اللَّهِ ؟ فَإِنَّهُ لا يَسْمعُهُ أَحدٌ حِينَ يَقُولُ : سُبْحانَ اللَّهِ، إِلاَّ الْتَفَتَ . يَا أَبَا بَكْرٍ : ما منعَك أَنْ تُصَلِّيَ بِالنَّاسِ حِينَ أَشرْتُ إِلَيْكَ ؟ " فقال أَبُو بكْر : مَا كَانَ ينبَغِي لابْنِ أَبي قُحافَةَ أَنْ يُصلِّيَ بِالنَّاسِ بَيْنَ يَدَيْ رسولِ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

معنى " حُبِس " : أَمْسكُوهُ لِيُضيِّفُوه .


Dari Abul Abbas, yaitu Sahal Ibn Sa'ad al-Saidi ra. bahwa Rasulullah saw. menerima berita bahwa antara sesama keturunan 'Amr Ibn 'Auf itu terjadi suatu hal yang tidak baik  perselisihan faham, lalu Rasulullah saw. keluar menemui mereka untuk mendamaikan antara orang-orang itu dan beliau disertai beberapa orang sahabatnya. Rasulullah saw. tertahan - ditahan oleh orang-orang yang didatangi olehnya untuk diberi jamuan sebagai tamu, sedangkan shalat Ashar sudah masuk waktunya.

Bilal mendatangi Abu Bakar ra. lalu berkata: Hai Abu Bakar, sesungguhnya Rasulullah tertahan, sedangkan shalat sudah masuk waktunya. Adakah Tuan suka menjadi imamnya para manusia? Abu Bakar menjawab: Baiklah, jikalau engkau menghendaki demikian. Bilal membaca iqamah dan majulah Abu Bakar, kemudian ia bertakbir dan orang-orang pun bertakbir pula. Di tengah shalat itu Rasulullah saw. datang berjalan di barisan sehingga berdirilah beliau di suatu barisan. Orang-orang banyak mulai bertepuk tangan, sedangkan Abu Bakar tidak menoleh dalam shalatnya itu.

Tetapi setelah para manusia makin banyak yang bertepuk-tepuk tangan, lalu Abu Bakar menoleh ke belakang, tiba-tiba tampaklah olehnya Rasulullah saw. Beliau saw. mengisyaratkan supaya shalat diteruskan - dan ia sebagai imamnya. Tetapi Abu Bakar setelah mengangkat tangannya untuk beri'tidal lalu bertahmid kepada Allah terus kembali ke belakang perlahal-lahan sampai berada di belakang terus berdiri di jajaran shaf. Rasulullah saw. lalu maju, kemudian bersembahyang sebagai imamnya para manusia. Setelah selesai Beliau saw. menghadap orang-orang itu lalu bersabda:

Hai sekalian manusia, mengapa ketika terjadi sesuatu dalam shalat, kalian bertepuk tangan? Bertepuk tangan itu untuk kaum wanita. Barangsiapa yang terjadi sesuatu dalam shalatnya, hendaklah mengucapkan: Subhanallah, maka sesungguhnya tiada seorangpun yang mendengar ketika dibacakan Subhanallah itu, melainkan ia akan menoleh. Hai Abu Bakar, mengapa engkau enggan menjadi imam ketika aku memberikan isyarat kepadamu? Abu Bakar ra. menjawab: Tidak sepatutnya untuk anak Abu Quhafah untuk menjadi imam sementara Rasulullah ada.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 643, 1126, 1129, 1142, 1158, 2493 dan 6653; Muslim, hadis no. 639; Abu Daud, hadis no. 805; al-Nasa’i, hadis no. 776, 785, 1170 dan 5318; Ibn Majah, hadis no. 1025; Ahmad, hadis no. 21736, 21741, 21750, 21778, 21781 dan 21793; Malik, hadis no. 353; al-Darimi, hadis no. 1330.