Makna Islam

RS 60 RS 180 RS 211 RS 1570

عَنْ عُمَر بن الخَطابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهٌ قَالَ :

بَيْنَما نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَومٍ، إذْ طَلَعَ عَلَينا رَجُلٌ شَديدُ بَياضِ الثِّيابِ، شَديدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لا يُرَى عَلَيهِ أثَرُ السَّفَرِ، وَلا يَعْرِفُهُ مِنَّا أحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيهِ إِلَى رُكْبتَيهِ، وَوَضعَ كَفَّيهِ عَلَى فَخِذَيهِ، وَقالَ : يَا مُحَمَّدُ، أخْبرني عَنِ الإسلامِ ؟ فَقَالَ رَسُول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

الإسلامُ : أنْ تَشْهدَ أنْ لا إلهَ إلاَّ الله وأنَّ مُحمَّداً رسولُ الله، وتُقيمَ الصَّلاةَ، وَتُؤتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البَيتَ إن اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبيلاً.

  قَالَ : صَدَقْتَ . فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقهُ ! قَالَ : فَأَخْبرنِي عَنِ الإِيمَانِ . قَالَ : 

أنْ تُؤمِنَ باللهِ، وَمَلائِكَتِهِ، وَكُتُبهِ، وَرُسُلِهِ، وَاليَوْمِ الآخِر، وتُؤْمِنَ بالقَدَرِ خَيرِهِ وَشَرِّهِ .

قَالَ : صَدقت . قَالَ : فأَخْبرني عَنِ الإحْسَانِ . قَالَ :

أنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأنَّكَ تَرَاهُ فإنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فإنَّهُ يَرَاكَ .

قَالَ : فَأَخْبِرني عَنِ السَّاعَةِ . قَالَ : 

مَا المَسْؤُولُ عَنْهَا بأعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ .

قَالَ : فأخبِرني عَنْ أمَاراتِهَا . قَالَ :

أنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وأنْ تَرَى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ في البُنْيَانِ.

ثُمَّ انْطَلقَ فَلَبِثْتُ مَلِيّاً، ثُمَّ قَالَ : 

يَا عُمَرُ، أَتَدْري مَنِ السَّائِلُ ؟

قُلْتُ : اللهُ ورسُولُهُ أعْلَمُ . قَالَ :

فإنَّهُ جِبْريلُ أَتَاكُمْ يعْلِّمُكُمْ أمْرَ دِينكُمْ .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

ومعنى تَلِدُ الأَمَةُ رَبَّتَهَا أيْ سَيِّدَتَهَا ؛ ومعناهُ : أنْ تَكْثُرَ السَّراري حَتَّى تَلِدَ الأَمَةُ السُّرِّيَّةُ بِنْتاً لِسَيِّدِهَا وبنْتُ السَّيِّدِ في مَعنَى السَّيِّدِ وَقيلَ غَيْرُ ذلِكَ . وَ العَالَةُ : الفُقَراءُ . وقولُهُ : مَلِيّاً أَيْ زَمَناً طَويلاً وَكانَ ذلِكَ ثَلاثاً .


Dari Umar Ibn al-Khaththab ra. berkata:

Suatu hari, ketika kami duduk di sisi Rasulullah saw, tiba-tiba muncullah di muka kami seorang lelaki yang sangat putih pakaiannya dan sangat hitam warna rambutnya, tidak timpak padanya bekas bepergian dan tidak seorangpun dari kami semua yang mengenalnya, sehingga duduklah orang tadi di hadapan Nabi saw. lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya sendiri dan berkata: Ya Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam. Rasulullah saw. lalu menjawab:

Islam adalah hendaknya engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. Kamu melaksanakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Baitullah jika mampu. 

Dia berkata: Engkau benar. Kami heran, karena dia yang bertanya dan dia yang membenarkannya.

Dia berkata: Beritahu aku tentang iman. Rasulullah menjawab:

Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab suci, para Rasul, hari akhir, dan takdir yang baik dan buruk. 

Dia berkata: Engkau benar. Dia berkata lagi: Beritahu aku tentang ihsan. Rasulullah menjawab: 

Kamu beribadah kepada Allah, seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihatmu.

Dia berkata: Beritahu aku tentang hari kiamat. Rasulullah menjawab:

Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada orang yang bertanya.

Dia berkata: Beritahu aku tentang tanda-tandanya. Rasulullah menjawab:

Seorang budak wanita melahirkan tuannya, kamu lihat orang-orang tidak beralas kaki yang menggembala kambing berlomba-lomba dalam membangun.

Kemudian laki-laki itu pergi. Aku terdiam beberapa saat. Setelah itu, Rasulullah bertanya:

Hai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya tadi?

Aku menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Rasulullah bersabda:

Dia adalah malaikat Jibril. Dia datang untuk mengajarkan urusan agamamu.

(HR Muslim)

Arti talidu al-amatu rabbatahaa, yakni tuan puterinya. Maksudnya, Karena banyaknya hamba sahaya perempuan sehingga budak-budak tersebut melahirkan putri untuk tuan yang memilikinya. Putri tuannya itu sama kedudukannya dengan tuannya sendiri. Tetapi ada sebagian ulama yang mengatakan tidak sedemikian itu maksudnya.

Al-'Aalah, artinya orang-orang miskin.

Sedangkan maksud dari kata Maliyyan: Waktu yang lama, yaitu sampai tiga (hari).


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadis no. 9; Abu Daud, hadis no. 4075; al-Tirmizi, hadis no. 2535; al-Nasa’i, hadis no. 4904; Ibn Majah, hadis no. 62; Ahmad, hadis no. 179, 186, 346, 352 dan 5592.

وَعَنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِيِّ رضيَ اللَّهُ عَنْه، عَنْ النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَنَّهُ قَالَ :

الخَازِنُ المُسْلِمُ الأَمِينُ الذي يُنَفِّذُ ما أُمِرَ بِهِ، فَيُعْطِيهِ كَامِلاً مَوفَّراً، طَيِّبَةً بِهِ نَفْسُهُ، فَيَدْفَعُهُ إِلى الذي أُمِرَ لَهُ بِهِ، أَحَدُ المُتَصَدِّقَيْنِ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَفِي رِوَايَةٍ: الذي يُعْطِي مَا أُمِرَ بِهِ . وَضَبطُوا المُتَصدِّقَيْنِ  بفتح القاف مع كسر النون على التَّثْنِيَةِ، وعَكْسُهُ عَلَى الجمْعِ، وكلاهُمَا صَحِيحٌ .


Dari Abu Musa al-Asy'ari ra. dari Nabi saw. bahwa Beliau saw. bersabda:

Seorang muslim yang menjadi bendahara dan dapat dipercaya yang melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya, kemudian memberikan harta yang disimpannya dengan sempurna, dengan hati yang lega kepada orang yang dimaksud, maka dicatatlah dia sebagai salah seorang dari dua orang yang bersedekah.

(Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat lain disebutkan: Yang memberikan untuk apa saja yang ia diperintahkan. Para ulama membaca kalimat al-mutasaddiqin, orang yang bersedekah, dengan dua bacaan yang artinya: Dua orang yang bersedekah (muthanna) dan Orang-orang yang bersedekah (jama'). Kedua-duanya sahih.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 1348, 2100 dan 2151; Muslim, hadis no. 1699 dan 3211; Abu Daud, hadis no. 1434; al-Nasa’i, hadis no. 2513; Ahmad, hadis no. 18691, 18798, 18799, 18829 dan 18874.

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ :

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Abdullah Ibn Amr Ibn al-'Ash ra. dari Nabi saw. bersabda:

Seorang muslim ialah orang yang semua orang Islam selamat dari kejahatan lidah (ucapan) dan kejahatan tangannya (perbuatannya). Seorang muhajir ialah orang yang meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah padanya.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 46, 5584 dan 6549: Muslim, hadis no. 97: al-Tirmizi, hadis no. 1906, 2558 dan 2559: al-Nasa’i, hadis no. 4036-4044: Ibn Majah, hadis no. 68 dan 3929: Ahmad, hadis no. 3465, 3708, 3761, 3916, 3964, 4041, 4115 dan 4162.

وَعَنْ أَبي هُريْرةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُولَ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ :

إِيًاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثَ، ولا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدابَرُوُا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إخْوَاناً كَمَا أَمَرَكُمْ . المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقرُهُ، التَّقوَى هَهُنَا، التَّقوَى هَاهُنا - وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِه -. بِحْسبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أنْ يَحْقِرَ أخَاهُ المُسْلِمَ، كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ : دَمُهُ، وَعِرْضُهُ، وَمَالُهُ، إِنَّ الله لَا يَنْظُرُ إِلَى أجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وأعْمَالِكُمْ ولكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ

وفي رواية : لا تَحاسَدُوا، وَلا تَبَاغَضُوا، وَلا تَجَسَّسُوا ولا تحَسَّسُوا ولا تَنَاجشُوا وكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إخْوَاناً .

وَفِي رِوَايَةٍ : لا تَقَاطَعُوا، وَلا تَدَابَرُوا، وَلا تَبَاغَضُوا ولا تحَاسدُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إخْوَاناً .

وفي رواية : لا تَهَاجَروا وَلا يَبِعْ بَعْضُكُمِ على بيع بَعْضٍ .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

  بكلِّ هذه الروايات، وَرَوَى البُخَارِيُّ أكثَرَها .


Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Jauhilah oleh kalian perasangka, karena sesungguhnya perasangka itu adalah sebohong-bohongnya perkataan. Janganlah kalian saling mencari kesalahan orang lain, dan janganlah kalian saling mementingkan diri sendiri, saling mendengki, saling membenci, saling memalingkan muka, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana Allah memerintahkan kalian. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak menzaliminya, dan tidak meninggalkannya ketika membutuhkannya, tidak menghinakannya. Takwa itu ada di sini, takwa itu ada di sini (sambil menunjuk pada dadanya), dan cukuplah kejelekan bagi seorang muslim dengan menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim yang satu terhadap muslim lainnya adalah haram darah, kehormatan, dan hartanya. Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk tubuh, dan rupa serta perbuatan kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati kalian.

Dalam riwayat lain disebutkan: Janganlah kalian dengki-mendengki, belakang membeiakangi, berusaha mengetahui keburukan orang lain, menyelidiki cela orang lain dan janganlah kalian saling icuh-mengicuh dan jadilah kalian, hai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara.

Dalam riwayat lain lagi disebutkan: Janganlah saling putus-memutuskan ikatan persahabatan atau kekeluargaan, jangan pula belakang-membelakangi, benci-membenci, dengki-mendengki dan jadilah kalian, hai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara.

Dalam riwayat lain lagi juga disebutkan: Dan janganlah kalian saling diam-mendiamkan tidak suka memulai mengucapkan salam dan tidak pula suka menghormat dengan pembicaraan dan jangan pula setengah dari kalian ada yang menjual atas jualannya orang lain.

(HR Muslim)

Dengan semua riwayat-riwayat yang tercantum di atas, al-Bukhari sudah meriwayatkan sebagian besarnya.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 4747 dan 5606; Muslim, hadis no. 4650 dan 4656-4649 dan 4651; Abu Daud, hadis no. 2981, 2986 dan 4271; al-Tirmizi, hadis no. 1053 dan 1911; al-Nasa’i, hadis no. 3187, 4420, 4430 dan 4431; Ibn Majah, hadis no. 1857, 2163 dan 2165; Ahmad, hadis no. 7402, 7536, 7753, 7770, 8148, 8690, 8746, 8757, 9387, 9620, 9682, 9698, 9828, 9861, 9971, 10112, 10237, 10283, 10377 dan 10527; Malik, hadis no. 1189 dan 1412.