Kewajiban membela baik yang zalim atau dizalimi

RS 237

وَعَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم :

اُنْصُرْ أَخَاكَ ظَالِماً أَوْ مَظْلُوماً

فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْل اللهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مََظَلُوماً أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ ظَالِماً كَيْفَ أَنْصُرُهُ ؟ قَالَ :

تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذلِكَ نَصْرُهْ .

رَوَاهُ البُخَارِيّ


Dari Anas ra. juga berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Tolonglah saudaramu, baik ia sebagai orang yang zalim atau yang dizalimi.

Ada seorang laki-laki bertanya: Ya Rasulullah, aku dapat menolongnya jika ia dizalimi. Tapi untuk orang yang berbuat zalim, bagaimana aku menolongnya? Beliau saw. menjawab:

Kau mencegahnya dari perbuatan zalim, itulah cara menolongnya.

(HR al-Bukhari)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 2263, 2264 dan 6438; al-Tirmizi, hadis no. 2181; dan Ahmad, hadis no. 11511 dan 12606.