Lalu- jadilah orang yang rendah hati

RS 1589 RS 1590

وعَنْ عِياض بْنِ حمارٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم :

إِنَّ الله تَعَالَى أوْحَى إلَيَّ أنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لا يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أحَدٍ، وَلَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أحَدٍ.

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

قَالَ أهلُ اللغةِ : البَغيُ : التَّعَدِّي والاستِطالةُ .


Dari 'lyadh Ibn Himar ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu, sehingga tidak seorang pun di antara kalian yang menzalimi orang lain, dan agar tidak seorang pun di antara kalian merasa bangga atas yang lainnya.

(HR Muslim)

Ahli lughah berkata: Albaghyu ialah melanggar aturan serta berlagak sombong.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadis no. 5109; Abu Daud, hadis no. 4250; Ibn Majah, hadis no. 4169; Ahmad, hadis no. 16837 dan 17616.

وَعَنْ أَبي هُريرةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ :

إِذَا قَالَ الرَّجُلُ : هَلَكَ النَّاسُ، فَهُوَ أهْلَكُهُمْ .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

الرِّوايةُ المشْهُورةُ : أهْلَكُهُمْ بِرَفعِ الكافِ، ورُوِي بِنَصبِهَا .وهذا النَّهي لِمنْ قَالَ ذَلِكَ عُجْباً بِنَفْسِهِ، وتَصَاغُراً للنَّاسِ، وارْتِفاعاً عَلَيْهِمْ، فَهَذَا هُوَ الحَرامُ، وَأمَّا مَنْ قَالَهُ لِمَا يَرَى في النَّاس مِنْ نَقْصٍ في أمْر دِينِهِم، وقَالهُ تَحَزُّناً عَلَيْهِمْ، وَعَلَى الدِّينِ، فَلَا بَأسَ بِهِ . هَكَذَا فَسَّرَهُ العُلَماءُ وفَصَّلُوهُ، وَمِمَّنْ قَالَهُ مِنَ الأئِمَّةِ الأعْلام : مَالِكُ ابنُ أنسٍ، والخَطَّابيُّ، والحُميدِيُّ وآخرونَ، وَقَد أوْضَحْتُهُ في كتاب الأذْكَارِ .


Dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Jika seseorang berkata: Binasalah manusia!. Maka ia adalah yang paling binasa di antara mereka.

(HR Muslim)

Riwayat yang masyhur berbunyi: Ahlakuhum dengan rafa'nya kaf sebagaimana di atas itu dan ada yang meriwayatkan dengan nasabnya kaf lalu berbunyi Ahlakahum artinya ia sendirilah yang merusakkan mereka. Larangan semacam di atas itu adalah untuk orang yang mengatakan sedemikian tadi dengan tujuan keheranan pada diri sendiri  sebab dirinya sendiri yang tidak rusak juga dengan maksud menganggap kecil semua manusia dan merasa dirinya lebih tinggi di atas mereka. Yang sedemikian ini yang diharamkan. Tetapi ada orang yang mengatakan sebagaimana di atas, yaitu: Para manusia sudah rusak dan sebabnya ia mengatakan demikian karena ia melihat adanya kekurangan di kalangan para manusia itu, perihal urusan agama mereka, serta ia mengatakan itu karena merasa sedih atas nasib yang mereka alami, juga merasa kasihan pada agama, maka perkataannya itu tidak ada salahnya. Demikianlah yang ditafsirkan oleh para ulama dan begitulah cara mereka itu memisah-misahkan persoalan ini. Di antara yang mengucapkan seperti ini dari golongan para imam-imam yang alim-alim yaitu Malik ibn Anas, al-Khaththabi, al-Humaidi dan Iain-Iain. Hal ini sudah aku terangkan dengan jelas dalam kitab al-Adzkar.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadis no. 4755; Abu Daud, hadis no. 4331; Ahmad, hadis no. 8158, 9624 dan 10279; Malik, hadis no. 1559.