Namimah

50:18 68:11 50:18 68:11 RS 1536 RS 1537 RS 1538

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ


Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

هَمَّازٍ مَّشَّآءٍۭ بِنَمِيمٍ


yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah,

وَعَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم :

لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةََ نَمَّامٌ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Hudzaifah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Tidak akan masuk surga orang yang gemar mengadu domba.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 5596; Muslim, hadis no. 151-153; Abu Daud, hadis no. 4228; al-Tirmizi, hadis no. 1949; Ahmad, hadis no. 22163, 22216, 22236, 22270, 22279, 22297, 22329, 22337 dan 22353.

وعَنْ ابنِ عَبّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أنَّ رَسُول اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم مَرَّ بِقََبْرَيْنِ فَقََالَ :

إِنَّهُمَا يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيْرٍ، بَلَى إنَّهُ كَبِيْرٌ: أمَّا أَحَدُهُمَا، فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ، وَأمَّا الآخَرُ فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَهَذَا لَفْظُ إِحْدَى رِوَايَاتِ البُخَارِيّ. قَالَ العُلَماءُ : معْنَى وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيْرٍ، أيْ كَبِيْرٍ فِي زَعْمِهِمَا. وَقِيْلَ: كَبِيْرٌ تَرْكُهُ عَلَيْهِمَا.


Dari Ibn Abbas ra. bahwa Rasulullah saw. berjalan melalui dua buah kubur, lalu bersabda:

Sesungguhnya dua orang mati ini sedang disiksa, dan tidaklah mereka disiksa karena kesalahan besar. Akan tetapi sesungguhnya itu adalah perkara besar! Adapun yang satu, ia suka melakukan adu domba, sedang yang lainnya, maka ia tidak menjaga diri dari air seninya.

(Muttafaq 'alaih)

Ini adalah lafaz dari salah satu riwayat al-Bukhari. Para ulama berkata bahwa maknanya: Tidaklah mereka itu disiksa karena melakukan kesalahan yang besar, yakni bukan kesalahan besar menurut anggapan kedua orang tersebut. Ada yang mengatakan bahwa itu merupakan hal besar bagi yang meninggalkannya.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 209, 1273, 1289, 5592 dan 5595; Muslim, hadis no. 439; Abu Daud, hadis no. 19; al-Tirmizi, hadis no. 65; al-Nasa’i, hadis no. 31 dan 2041; Ibn Majah, hadis no. 341; Ahmad, hadis no. 1877; al-Darimi, hadis no. 732.

وَعَنْ ابن مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ النَّبيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ :

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ مَا العَضْهُ ؟ هي النَّمِيمَةُ، القَالَةُ بَيْنَ النَّاسِ .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

العَضْهُ : بفَتْح العين المُهْمَلَةِ، وإسْكان الضَّادِ المُعْجَمَةِ، وبالهاءِ على وزنِ الوجهِ، ورُوي : العِضَةُ بِكسْرِ العَيْنِ و فَتْحِ الضَّادِ المُعْجَمَةِ عَلى وَزْنِ العِدَةِ، وهِي : الكذِبُ والبُهتانُ، وعَلى الرِّواية الأولى : العَضْهُ مصدرٌ، يقال : عَضَهَهُ عَضْهاً، أي : رماهُ بالعَضْهِ .


Dari Ibn Mas'ud ra. yang berkata bahwa Nabi saw. bersabda:

Tahukah kalian aku tunjukkan apa itu Al ‘adhu? Itu adalah Namimah, ucapan atau pengaduan perkataan untuk mengadu domba sesama manusia.

(HR Muslim)

Al'adhha dengan fathahnya 'ain muhmalah dan sukunnya dhad mu'jamah dan dengan ha' menurut wazan Alwajhu. Ada yang mengatakan Al'idhatu dengan kasrahnya 'ain dan fathahnya dhad mu'jamah menurut wazan Al'idatu, artinya ialah kedustaan serta kebohongan besar. Menurut riwayat pertama, maka al'adhhu adalah mashdar, dikatakan: 'adhahahu 'adhhan artinya melemparnya dengan kedustaan atau pengadu-dombaan.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 5669; Muslim, hadis no. 4718, 4719, 4720 dan 4721; Abu Daud, hadis no. 4337; al-Tirmizi, hadis no. 1894; Ahmad, hadis no. 3456, 3541, 3701, 3886, 3899, 3946 dan 3972.