Makna dan pengertian Ghibah

RS 1523 RS 1525

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُولَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ :

أَتَدْرُونَ مَا الغِيبَةُ ؟

قَالُوا : اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ . قَالَ :

 ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ 

قِيل : أَفَرَأيْتَ إنْ كَانَ فِي أخِي مَا أَقُولُ ؟ قَالَ :

إنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ بَهَتَّهُ .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ


Dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Tahukah kalian apa itu ghibah?

Para sahabat menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau saw. bersabda:

Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang ada dalam diri saudaramu yang tidak disukai olehnya.

Dikatakan: Bagaimana jika perkataanku tentangnya benar? Beliau saw. menjawab:

Jika yang kamu katakan itu benar, maka kamu telah berbuat ghibah, dan jika tidak benar, maka kamu telah membuat-buat kedustaan pada dirinya.

(HR Muslim)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadis no. 4690; Abu Daud, hadis no. 4231; al-Tirmizi, hadis no. 1857; Ahmad, hadis no. 6849, 8625, 8648, 9522; al-Darimi, hadis no.  2598.

وَعَنْ عَائِشَة رَضِي الله عَنْهَا قَالَتْ : قُلْتُ للنَّبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كذَا وكَذَا قَالَ بعْضُ الرُّواةِ : تعْنِي قَصِيرَةٌ، فقَالَ :

لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِِ البَحْرِ لَمَزَجَتْهُ، قَالَتْ : وَحَكَيْتُ لَهُ إِنْسَاناً فَقَالَ : مَا أُحِبُّ أنِّي حَكَيْتُ إنْساناً وإنَّ لِي كَذَا وَكَذَا .

رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

ومعنى : مَزَجَتْهُ خَالَطَتْهُ مُخَالَطَةُ يَتغَيَّرُ بِهَا طَعْمُهُ، أَوْ رِيحُهُ لِشِدَّةِ نَتْنِها وَقُبْحِهَا، وهَذا مِنْ أبلَغَ الزَّواجِرِ عَنِ الغِيبَةِ، قَال اللَّهُ تَعالى : { وما ينْطِقُ عنِ الهَوى، إن هُوَ إلا وحْيٌّ يوحَى } [ النجم : 4 ] .


Dari Aisyah ra. berkata: Aku berkata kepada Nabi saw., : Cukuplah bagi Tuan Shafiyah itu demikian demikian Shafiyah adalah istrinya Rasulullah saw. juga, sebagaimana halnya Aisyah. Sebagian para perawi Hadis ini mengatakan: Yang dimaksudkan Aisyah itu ialah bahwa Shafiyah itu pendek. Beliau saw. lalu bersabda:

Engkau telah mengucapkan suatu perkataan yang apabila dicampur dengan air laut niscaya akan merubahnya! Aisyah berkata: Aku pernah pula menceritakan perihal seseorang kepada beliau saw., lalu beliau berkata: Aku tidak suka menceritakan tentang seseorang meskipun aku mendapatkan sekian dan sekian banyaknya.

(HR al-Tirmizi dan beliau berkata bahwa ini adalah Hadis hasan sahih)

Makna muzajtahu yakni engkau campurkan dengan percampuran yang dapat menyebabkan perubahan dalam rasa atau baunya, karena sangat buruknya perkataan tadi. Hadis ini termasuk salah satu ancaman yang terkeras untuk melarang mengumpat atau ghibah. Allah Ta'ala berfirman yang artinya: Muhammad itu tidaklah mengatakan menurut hawa nafsu kemauannya sendiri. Itu hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. (al-Najrn: 3-4)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Abu Daud, hadis no. 4232; al-Tirmizi, hadis no. 2426; Ahmad, hadis no. 24384.