Sa'ad ibn Abi Waqqas

RS 1505 RS 1506

وَعَنْ جَابِر بن سُمْرَةَ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا . قَالَ :

شَكَا أهْلُ الكُوفَةِ سَعْداً، يَعْنِي : ابْنِ أبي وَقَّاصٍ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، إِلَى عُمَرَ بنِ الخَطَّابِ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، فَعَزَلَهُ وَاسْتَعْمَلَ عَلَيْهِمْ عَمَّاراً، فَشَكَوْا حَتَّى ذَكَرُوا أَنَّهُ لا يُحْسِنُ يُصَلِّي، فَأْرْسَلَ إلَيْهِ، فَقَالَ: يَاأَبَا إسْحَاقَ، إنَّ هَؤُلَاءِ يَزْعُمُونَ أنَّكَ لا تُحْسِنُ تُصَلِّي. فَقَالَ : أمَّا أَنَا واللَّهِ فَإنِّي كُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ صَلاةَ رَسُولِ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم لَا أُخْرِمُ عَنْهَا أُصَلِّي صَلَاةَ العِشَاءِ فَأَرْكُدُ فِي الأُولَيَيَنِ، وَأُخِفُّ في الأُخْرَييْنِ، قَالَ : ذَلِكَ الظَنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ، وأَرْسَلَ مَعَهُ رَجُلاً  أَوْ رَجَالاً  إِلَى الكُوفَةِ يَسْأَلُ عَنْهُ أَهْلَ الكُوفَةِ، فَلَمْ يَدَعْ مَسْجِداً إلاَّ سَأَلَ عَنْهُ، وَيُثْنُونَ مَعْرُوفاً، حَتَّى دَخَلَ مَسْجِداً لِبَني عَبْسٍ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ، يُقَالُ لَهُ أُسَامَةُ بْنُ قَتَادَةَ، يُكَنَّى أَبَا سَعْدَةَ، فَقَالَ : أَمَا إذْ نَشَدْتَنَا فَإنَّ سَعْداً كَانَ لا يَسِِيرُ بِالسَّرِيّةِ وَلَا يَقْسِمُ بِالسَّويَّةِ، وَلَا يَعْدِلُ في القََضِيَّةِ، قَالَ سَعْدٌ : أَمَا وَاللَّهِ لأدْعُوَنَّ بِثَلَاثٍ : اللَّهُمَّ إنْ كَانَ عَبْدكَ هَذَا كَاذِباً، قَاَمَ رِيَآءً، وَسُمْعَةً، فَأَطِلْ عُمُرَهُ، وَأَطِلْ فَقْرَهُ، وَعَرِّضْهُ للفِتَنِ، وَكَانَ بَعْدَ ذَلِكَ إِذَا سُئِلَ يَقُولُ : شَيْخٌ كَبِيرٌ مَفْتُونٌ، أَصَابَتْنِي دَعْوةُ سَعْدٍ . قَالَ عَبْدُ المَلِكِ بنُ عُميْرٍ الرَّاوِي عَنْ جَابِرِ بنِ سَمُرَةَ فَأَنا رَأَيْتُهُ بَعْدَ قَدْ سَقَطَ حَاجِبَاهُ عَلى عَيْنيْهِ مِنَ الكِبَرِ، وَإنَّهُ لَيَتَعَرَّضُ للجَوارِي فِي الطُّرُقِ فَيَغْمِزُهُنَّ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Jabir Ibn Samurah ra. berkata:

Penduduk Kufah mengadukan Sa'ad yakni Sa'ad Ibn Abu Waqqash ra. kepada Umar Ibn al-Khaththab ra. Oleh sebab itu Umar memecat Sa'ad dan menggunakan Ammar untuk memerintah penduduk Kufah itu. Orang-orang Kufah itu mengadukan, sampai-sampai mereka itu menyebutkan bahwa Sa'ad itu tidak lihai dalam shalat. Umar ra. Memanggilnya dan berkata: Hai Abu Ishaq, sesungguhnya mereka mengatakan bahwa engkau tidak lihai dalam melakukan shalat. Sa'ad menjawab: Tentang aku ini, demi Allah, sesungguhnya aku memimpin mereka shalat seperti shalatnya Rasulullah saw., tidak aku kurangi sedikit pun. Aku mengerjakan dua shalat Isya dengan memanjangkan dua rakaat pertama dan meringankan dua rakaat terakhir.

Umar berkata: Itulah prasangka kami padamu, hai Abu Ishaq. Selanjutnya Umar mengirimkan Sa'ad bersama seorang atau beberapa orang ke Kufah untuk menanyakan kepada penduduk Kufah tentang diri Sa'ad. Maka utusan tersebut tidak meninggalkan satu masjid pun melainkan ia bertanya tentangnya. Penduduk Kufah memujinya dengan baik, hingga akhirnya utusan tadi masuk ke masjid Bani ‘Abs, maka ada seorang di antara mereka berdiri namanya Usamah Ibn Qatadah, dipanggil dengan Abu Sa’dah, seraya berkata: Adapun jika engkau meminta kami untuk bicara terus terang, maka sesungguhnya Sa’ad tidak pernah ikut dalam rombongan pasukan untuk jihad, dan tidak adil dalam membagi harta, dan tidak adil dalam memutuskan perkara.

Maka Sa’ad berkata: Demi Allah, aku akan berdoa dengan tiga hal, Ya Allah, jika hambamu ini berbohong, berdiri karena riya’ dan sum’ah, maka panjangkan umurnya, dan lamakan kemiskinannya, serta seretlah dia ke dalam fitnah. Maka setelah itu, jika ditanya, ia (Abu Sa’dah) menjawab: Orang tua yang terfitnah, aku telah tertimpa doa Sa’ad Ibn Abi Waqqash. Abdul malik Ibn Umair yang meriwayatkan Hadis ini dari Jabir Ibn Samurah berkata: Aku sendiri melihat orang itu sesudah tuanya, kedua alisnya telah rontok di atas kedua matanya karena amat lanjut usianya dan sesungguhnya ia menggoda gadis-gadis di jalan-jalan.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 713, 716, 728; Muslim, hadis no. 689, 690; Abu Daud, hadis no. 680; al-Nasa’i, hadis no. 992, 993; Ahmad, hadis no. 1436, 1466.

وَعَنْ عُرْوَةَ بن الزُّبيْر أنَّ سعِيدَ بنَ زَيْدٍِ بْنِ عمْرو بْنِ نُفَيْلِ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ خَاصَمَتْهُ أَرْوَى بِنْتُ أوْسٍ إِلَى مَرْوَانَ بْنِ الحَكَمِ، وَادَّعَتْ أنَّهُ أَخَذَ شَيْئاً مِنْ أرْضِهَا، فَقَالَ سَعِيدٌ : أنَا كُنْتُ آخُذُ مِنْ أرْضِهَا شَيْئاً بَعْدَ الَّذِي سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم، ؟ قَالَ : مَاذَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ؟ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُولُ :

مَنْ أَخَذَ شِبْراً مِنَ الأرْضِ ظُلْماً، طُوِّقَهُ إِلَى سَبْعِ أرضِينَ

فَقَالَ لَهُ مَرْوَانٌ : لا أسْأَلُكَ بَيِّنَةً بَعْدَ هَذَا، فَقَالَ سعيدٌ : اللَّهُمَّ إنْ كَانَتْ كاذِبَِةً، فَأَعْمِ بَصَرَهَا، وَاقْتُلْهَا في أرْضِهَا، قَالَ : فَمَا ماتَتْ حَتَّى ذَهَبَ بَصَرُهَا، وَبَيْنَما هِيَ تَمْشِي في أرْضِهَا إذ وَقَعَتْ في حُفْرَةٍ فَمَاتَتْ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

وَفِي روايةٍ لمُسْلِمٍ عنْ مُحمَّدِ بن زَيْد بن عبد اللَّه بن عُمَرَ بمَعْنَاهُ وأَنَّهُ رآهَا عَمْيَاءَ تَلْتَمِسُ الجُدُرَ تَقُولُ : أصَابَتْني دعْوَةُ سَعًيدٍ، وَأَنَّها مَرَّتْ عَلَى بِئْرٍ في الدَّارِ الَّتي خَاصَمَتْهُ فِيهَا، فََوَقَعَتْ فِيهَا، وَكانَتْ قَبْرَهَا .


Dari 'Urwah Ibn az-Zubair bahwa Said Ibn 'Amr Ibn Nufail ra. diajukan sebagai lawan oleh Arwa bint Uwais kepada Marwan Ibn al-Hakam yang waktu itu sebagai khalifah. Wanita itu mendakwa bahwa Said mengambil sebagian dari tanahnya. Said lalu berkata: Aku sudah mengambil sebagian tanahnya, padahal aku sudah mendengar Rasulullah saw. bersabda. Marwan bertanya: Apa yang anda dengar dari Rasulullah saw., ? la menjawab: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

Barangsiapa mengambil tanah sejengkal secara zalim, maka tanah itu akan dikalungkan di lehernya sampai tujuh lapis bumi di bawahnya.

Marwan lalu berkata: Aku tidak lagi akan meminta keterangan tentang kebenaranmu setelah mendengar ini. Said lalu berdoa: Ya Allah, jika wanita itu dusta, maka butakanlah matanya dan matikanlah ia dalam tanahnya sendiri. Urwah berkata: Wanita itu tidak meninggal sampai matanya menjadi buta, Dan pada suatu ketika ia berjalan di tanahnya sendiri, tiba-tiba terjerumuslah ia dalam suatu lobang, kemudian mati di situ.

(Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Muslim dari Muhammad Ibn Zaid Ibn Abdullah Ibn Umar, yang isinya semakna dengan uraian di atas itu dan bahwa ia melihat wanita tadi sudah buta mencari-cari dinding di waktu berjalan sambil mengucapkan: Aku terkena oleh doanya Said. Selanjutnya ketika wanita itu berjalan melalui sumur yang ada di dalam rumah yang dijadikan bahan pertengkaran dulu, tiba-tiba ia jatuh di dalamnya, lalu itulah yang menjadi kuburnya yakni sebab kematiannya.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 2272 dan 2959; Muslim, hadis no. 3020-3023; al-Tirmizi, hadis no. 1338; Ahmad, hadis no. 1542, 1547 dan 1562; al-Darimi, hadis no.  2492.