Menempatkan orang sesuai dengan tempatnya

RS 356 RS 357 RS 358

وَعَنْ مَيْمُونَ بنِ أَبِي شَبِيْبٍ رَحِمَهُ اللَّهُ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا مَرَّ بِهَا سَائِلٌ، فَأَعْطَتْهُ كِسْرَةً، وَمَرَّ بِهَا رَجُلٌ عَلَيْهِ ثِيَابٌ وَهَيْئَةٌ، فَأَقْعَدَتْهُ، فَأَكَلَ فَقِيْلَ لَهَا فِي ذَلِكَ ؟ فَقَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

أَنْزِلُوا النَّاسَ مَنَازِلَهُمْ .

رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ

لكِنْ قَالَ : مَيْمُونُ لَمْ يُدْرِك عَائِشَةَ . وَقَدْ ذَكَرَهُ مُسْلمٌ في أَوَّلِ صَحِيحهِ تَعْلِيقاً فقال : وَذُكَرَ عَنْ عائِشَةَ رضي اللَّه عنها قالت: أَمرنا رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَنْ نُنْزِل النَّاسَ مَنَازِلَهُمْ، وَذَكَرَهُ الحاكِمُ أَبُو عبدِ اللَّهِ في كِتابِهِ مَعْرفَة عُلُومِ الحَديث وَقَالَ: هو حديثٌ صَحِيْحٌ .


Dari Maimun Ibn Abu Syabib bahwa Aisyah ra. dilalui oleh seorang peminta-minta lalu olehnya diberi sepotong roti, juga dilalui oleh seorang lelaki yang mengenakan pakaian baik serta berkeadaan baik, lalu orang itu didudukkan kemudian ia makan. Kepada Aisyah ditanyakan, mengapa berbuat demikian yakni tidak dipersamakan cara memberinya. Lalu ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Posisikan manusia pada posisi mereka.

(HR Abu Daud)

Tetapi beliau berkata: Maimun itu tidak pernah menemui Aisyah. Hadis ini disebutkan oleh Imam Muslim dalam permulaan kitab sahihnya secara mu'allaq, lalu berkata: Dan disebutkan dari Aisyah, berkata: Rasulullah saw. memerintahkan kepada kita supaya kita menempatkan para manusia itu di tempatnya sendiri-sendiri yakni yang sesuai dengan kedudukannya. Imam Hakim Abu Abdillah menyebutkan ini dalam kitabnya Ma'rifatu 'ulumil Hadis dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis sahih


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Abu Daud, hadis no. 4202. Seperti yang diisyaratkan oleh al-Nawawi, hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Hakim dalam kitab Ma'rifat 'Ulum al-Hadis, hal. … . Al-Hakim menilainya sahih, dan al-Nawawi sepertinya menyetujuinya. Namun beberapa ulama menilai hadis ini da'if.

وَعَنْ ابْنِ عَبَاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ :

قَدِمَ عُيَيْنَةُ بْنُ حِصْنٍ، فَنَزَلَ عَلََى ابنِ أَخِيْهِ الحُرِّ بْنِ قََيْسٍ، وَكَانَ مِنَ النَّفَرِ الَّذِيْنَ يُدْنِيْهِمْ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، وَكَانَ القُرَّاءُ أَصْحَابَ مَجْلِسِ عُمَرَ وَمُشَاوَرَتِهِ، كُهُولاً كَانُوا أَوْ شُبَّاناً،

فَقَالَ عُيَيْنَةُ لابْنَ أَخِيْهِ : يَا ابْنَ أَخِي لََكَ وَجْهٌ عِنْدَ هَذَا الأَمِيْرِ، فَاسْتَأْذِنْ لِي عَلَيْهِ، فَاسْتَأَذَنَ لَهُ، فَأَذِنَ لَهُ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، فَلَمَّا دَخَلَ : قَالَ هِي يَا ابْنَ الخَطَّابِ: فَوَاللهِ مَا تُعْطِيْنَا الجَزْلَ، وَلا تَحْكُمُ فِيْنَا بِالعَدْلِ، فَغَضِبَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ حَتَّى هَمَّ أَنْ يُوقِعَ بِهِ، فَقَالَ لَهُ الحُرُّ : يَا أَمِيْرَ المُؤْمِنِيْنَ إِِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

{ خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ } وَإِنَّ هَذَا مِنَ الجَاهِلِيْنَ . وَاللَّهِ مَا جَاوَزَهَا عُمَرُ حِيْنَ تَلَاهَا عَلَيْهِ، وَكَانَ وَقَّافاً عِنْدَ كِتَابِ اللهِ تَعَالَى .

رَوَاهُ البُخَارِيّ


Dari Ibn Abbas ra. berkata:

'Uyainah Ibn Hishn datang di Madinah lalu bertemu di rumah anak saudaranya sepupunya yaitu Huribn Qais. Hur ini adalah di antara golongan orang-orang yang dekat hubungannya dengan Umar ra. dan memang para ahli membaca al-Quran itu menjadi sahabat dalam majlisnya Umar dan yang diajaknya bermusyawarah, baik pun mereka itu golongan orang-orang yang sudah tua ataupun yang masih pemuda. 'Uyainah berkata kepada sepupunya: Hai anak saudaraku, engkau ini mempunyai wajah yakni dikenal amat baik di sisi Amirul mu'minin ini maksudnya Umar, maka dari itu mintakanlah izin untukku supaya aku dapat bertemu dengannya. Hur memintakan izin lalu Umar mengizinkannya.

Setelah 'Uyainah masuk lalu ia berkata: Ingat hai anaknya al-Khaththab, demi Allah, engkau ini tidak dapat memberikan banyak keenakkan pada kita dan engkau tidak memerintah kepada kita dengan cara yang adil. Umar ra. marah padanya sehingga hampir saja bermaksud akan memberikan hukuman pada 'Uyainah itu. Tetapi Hur kemudian berkata pada Umar: Hai Amirul mu'minin, sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman kepada Nabinya saw. yang artinya:

Berilah maaf, perintahkan yang baik dan janganlah menghiraukan orang-orang yang bodoh. (al-A'raf: 199) dan sesungguhnya orang ini (yakni 'Uyainah) adalah termasuk golongan orang-orang yang bodoh. Demi Allah, maka Umar tidak melanggar ayat tersebut ketika dibacakan padanya dan Umar adalah orang yang paling dapat mentaati isi kitabullah Ta'ala itu.

(HR al-Bukhari)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 4276 dan 6742.

وَعَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ سَمُرَةَ بنِ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :

لَقَدْ كنْتُ عَلََى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غُلَاماً، فَكُنْتُ أَحْفَظُ عَنْهُ، فََمَا يَمْنَعُنِي مِنَ القَوْلِ إِِلاَّ أَنَّ هَاهُنَا رِجَالاً هُمْ أَسَنُّ مِنِّي .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Abu Said, yaitu Samurah Ibn jundub ra. berkata:

Pada masa Rasulullah saw. aku masih kecil. Aku hafal sejumlah hadis beliau. Tidak ada yang menghalangiku berbicara, kecuali masih ada orang-orang yang lebih tua daripada aku.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, di riwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 1245; Muslim, hadis no. 1602 dan 1603; Abu Daud, hadis no. 2780; al-Tirmizi, hadis no. 956; al-Nasa’i, hadis no. 390, 1950 dan 1953; Ibn Majah, hadis no. 1482; Ahmad, hadis no. 1303 dan 19347.