Arif dan bijaksana

16:125 16:125 RS 700

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ


Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

عَنْ مُعَاوِيَةَ بنِ الحَكم السُّلَمِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْه قَالَ : بينما أَنا أصَلِّى مَع رسول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، إذْ عَطَسَ رَجُلٌ مِنْ القَوْمِ فَقُلتُ : يرْحَمُكَ اللَّه، فَرَمَانِي القَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ، فَقُلْتُ : وَا ثَكِلَ أُمَّيَاهُ، مَا شَأنُكُمْ تَنْظُرُونَ إليَّ ؟ فَجَعَلُوا يَضْرِبُونَ بِأيْدِيَهُم عَلَى أفْخَاذهم فلمَّا رَأيتُهم يُصَمِّتُونني لكني سَكَتًّ، فَلَمَّا صلى رَسُولُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَبأَبِي هُوَ وأُمِّي، مَا رَأَيْتُ مُعَلِّماً قَبْله وَلا بَعْدَه أَحْسنَ تَعْلِيماً مِنْه، فَوَالله ما كَهَرنَي ولا ضَرَبَني وَلا شَتَمَني، قَالَ :

إِنَّ هَذِهِ الصَّلاةَ لا يَصْلُحُ فِيْهَا شَيءُ مِنْ كَلامِ النَّاسِ، إِنَّمَا هِيَ التَّسْبِيحُ والتَّكْبِيرُ، وقرَاءَةُ الْقُرآنِ.

أوْ كمَا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم . قلت : يَا رَسُولُ اللَّه، إني حَدِيْثُ عَهْدٍ بجَاهِلِيّةٍ، وَقَدْ جَاءَ الله بِالإِسْلامِ، وإِنَّ مِنَّا رِجَالاً يَأْتُونَ الْكُهَّانَ ؟ قَالَ :

فَلاَ تأْتهِمْ

قُلْتُ : وَمِنَّا رِجَالٌ يَتَطيَّرُونَ؟ قَالَ :

ذَاكَ شَيْء يَجِدُونَه فِي صُدُورِهِم، فَلا يَصُدَّنَّهُمْ .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

الثُّكْلُ بضم الثاءِ المُثلثة : المُصِيبَةُ. وَالفَجِيْعَةُ: مَا كَهَرني أيْ مَا نَهَرَني .


Dari Mu'awiyah  Ibn al-Hakam al-Sulami ra. berkata: Pada suatu ketika aku shalat bersama Rasulullah saw. tiba-tiba ada seorang dari kaum yang berjamaah itu bersin, lalu aku mengucapkan: Yarhamukallah.  Orang-orang pun melemparkan pandangan mereka padaku, lalu aku mengucapkan: Aduh bencana ibuku, mengapa kalian melihat padaku? Orang-orang itu selalu memukulkan tangan-tangan mereka pada paha-paha mereka. Setelah aku mengerti bahwa mereka itu menyuruh aku supaya berdiam lalu aku pun berdiam. Selanjutnya setelah Rasulullah saw. selesai mengerjakan shalat, maka aduhai ayah dan ibuku, belum pernah aku melihat seorang gurupun sebelum saat itu dan bahkan sesudah itu sekalipun yang lebih bagus cara mengajarnya dari Beliau saw. tersebut. Demi Allah, beliau tidak membentak-bentak padaku, tidak pula memukulku dan tidak pula mencaci maki padaku. Beliau saw. bersabda:

Sesungguhnya shalat ini tidak patut di waktu mengerjakannya mengucapkan sesuatu dari ucapan manusia. Sesungguhnya shalat itu hanya berisi tasbih, takbir, serta bacaan al-Qur'an.

Atau seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw. Aku lalu berkata: Ya Rasulullah, aku ini baru saja keluar dari masa jahiliah, dan Allah telah memberiku Islam, dan di antara kami ada beberapa orang yang suka mendatangi dukun. Beliau saw. bersabda:

Jangan engkau mendatangi mereka.

Aku berkata lagi: Di antara kami ada pula orang-orang yang melakukan tathayyur. Beliau saw. bersabda:

Hal itu adalah sesuatu yang mereka dapatkan dalam hati mereka, maka tidak dapat menghalangi mereka.

(HR. Muslim)

al-Tsuklu artinya: Musibah . Ma kaharani artinya: Tidak membentak-bentakku


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadis no. 836; Abu Daud, hadis no. 795-796, 2856 dan 3410; al-Nasa’i, hadis no. 1203; Ahmad, hadis no. 22644, 22648 dan 22653; al-Darimi, hadis no. 1464.