Amr ibn al-Ash menangis

RS 710

وَعَنْ ابنِ شُماسَةَ قالَ : حَضَرْنَا عَمْرَو بنَ العاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْه، وَهُوَ في سِيَاقَةِ المَوْتِ فَبَكى طَويلاً، وَحَوَّلَ وَجْهَهُ إِلى الجدَارِ، فَجَعَلَ ابْنُهُ يَقُولُ : يا أَبَتَاهُ، أَمَا بَشَّرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بكَذَا ؟ أَما بشَّرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بكَذَا ؟ فَأَقْبلَ بوَجْههِ فَقَالَ : إِنَّ أَفْضَلَ مَا نُعِدُّ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّه، وأَنَّ مُحمَّداً رسُول الله إِنِّي قَدْ كُنْتُ عَلى أَطبْاقٍ ثَلاثٍ : لَقَدْ رَأَيْتُني وَمَا أَحَدٌ أَشَدَّ بُغْضاً لرَسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مِنِّي، وَلا أَحبَّ إِليَّ مِنْ أَنْ أَكُونَ قَدِ استمْكنْت مِنْهُ فقَتلْتهُ، فَلَوْ مُتُّ عَلى تِلْكَ الحالِ لَكُنْتُ مِنْ أَهْلِ النَّار . فَلَمَّا جَعَلَ اللَّهُ الإِسْلامَ في قَلْبي أَتيْتُ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقُلْتُ : ابْسُطْ يمينَكَ فَلأُبَايعْكَ، فَبَسَطَ يمِينَهُ فَقَبَضْتُ يَدِي، فقَالَ :

مالك يا عمرو ؟

قلت : أَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرطَ قالَ :

تَشْتَرطُ ماذَا ؟

قُلْتُ أَنْ يُغْفَرَ لي، قَالَ :

أَمَا عَلمْتَ أَنَّ الإِسْلام يَهْدِمُ ما كَانَ قَبلَهُ، وَأَن الهجرَةَ تَهدمُ ما كان قبلَها، وأَنَّ الحَجَّ يَهدِمُ ما كانَ قبلَهُ ؟ وما كان أَحَدٌ أَحَبَّ إِليَّ مِنْ رسول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، وَلا أَجَلّ في عَيني مِنْه، ومَا كُنتُ أُطِيقُ أَن أَملأَ عَيني مِنه إِجلالاً له، ولو سُئِلتُ أَن أَصِفَهُ ما أَطَقتُ، لأَنِّي لم أَكن أَملأ عَيني مِنه ولو مُتُّ على تِلكَ الحَال لَرَجَوتُ أَن أَكُونَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ . ثم وُلِّينَا أَشيَاءَ ما أَدري ما حَالي فِيهَا ؟

فَإِذا أَنا مُتُّ فلا تصحَبنِّي نَائِحَةٌ ولا نَارٌ، فإذا دَفَنتموني، فشُنُّوا عليَّ التُّرَابَ شَنًّا، ثم أَقِيمُوا حولَ قَبري قَدْرَ ما تُنَحَرُ جَزورٌ، وَيقْسَمُ لحْمُهَا، حَتَّى أَسْتَأْنِس بكُمْ، وأنظُرَ ما أُراجِعُ بِهِ رسُلَ ربي .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

قوله : شُنُّوا رُويَ بالشين المعجمة وبالمهملةِ، أَي : صبُّوهُ قليلاً قَليلاً . واللَّه سبحانه أَعلم .


Dari Abu Syumasah, berkata: Kita mendatangi 'Amr Ibn al-'Ash ra. dan ia sedang dalam keadaan dihadhiri oleh kematian yakni tidak lama lagi akan meninggal dunia. la menangis panjang yakni lama sekali. Anaknya berkata: Hai ayahku, bukankah Rasulullah saw. telah menyampaikan berita gembira kepada anda, demikian. Bukankah Rasulullah saw. telah menyampaikan berita gembira kepada anda, demikian. 'Amr lalu menghadapkan muka kepada anaknya itu, kemudian berkata: Sesungguhnya seutama utama apa yang kami sediakan untuk pulang kembali ke alam akhirat ialah bersyahadat bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah pesuruh Allah. Sesungguhnya aku ini telah mengalami tiga tingkat. Dahulu sekali aku telah melihat diriku sendiri yaitu bahwa tiada seorangpun yang paling aku benci melebihi kebencian aku kepada Rasulullah saw. dan tiada sesuatu yang lebih aku inginkan dari sekiranya aku dapat menguasai Beliau saw. lalu aku membunuhnya.

Maka andaikata aku mati dalam keadaan sedemikian itu, niscayalah aku termasuk golongan ahli neraka. Selanjutnya setelah Allah menetapkan Agama Islam dalam hatiku, maka aku mendatangi Nabi saw. lalu aku berkata: Beberkanlah tangan kanan Tuan, supaya aku dapat berbat'at kepada Tuan. Beliau saw. membeberkan tangan kanannya lalu aku menangkapkan tanganku - yakni menjabat tangan Beliau saw. itu. Beliau bertanya:

Ada apakah anda ini, hai 'Amr ?

Aku berkata: Aku ingin minta syarat. Beliau bertanya:

Syarat apakah yang anda inginkan?

Aku menjawab: Agar aku diampuni. Beliau bersabda:

Tidakkah anda ketahui bahwa Islam menghapus dosa-dosa sebelumnya, bahwa hijrah menghapus dosa-dosa sebelumnya, dan bahwa haji menghapus dosa-dosa sebelumnya?

Sesungguhnya tiada seorangpun yang lebih aku cintai dari Rasulullah saw. Tidak ada pula seseorang yang lebih agung dalam pandangan mataku dari beliau itu. Bahkan aku tidak dapat memenuhi kedua mataku dari kebesaran beliau, karena sangat menjunjung tinggi padanya. Seandainya aku diminta untuk menguraikan sifat beliau, tentu aku tidak dapat melakukannya, karena aku tidak dapat memenuhi kedua mataku dari keperibadian dirinya. Seandainya aku mati dalam keadaan sedemikian ini, niscaya aku dapat mengharapkan bahwa aku akan termasuk dalam golongan ahli surga. Tetapi sesudah itu kami diberi kekuasaan, yang aku sendiri tidak mengetahui bagaimana keadaanku dalam macam-macam persoalan tadi. Oleh sebab itu, jika aku meninggal dunia, maka janganlah aku diratapi dan jangan disertai api. Jika kalian menguburkan aku, maka timbunlah kuburku dengan tanah sedikit demi sedikit, lalu berdiamlah sementara waktu kira-kira sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyembelih seekor unta dan membagikan dagingnya agar aku tenang dengan keberadaan kalian serta dapat menjawab pertanyaan utusan-utusan Tuhanku.

(HR Muslim)

Ucapannya: syunnu diriwayatkan dengan menggunakan sin mu'jamah berbunyi syunnu dan ada yang dengan menggunakan sin muhmalah berbunyi sunnu, artinya ialah tuangkanlah air sedikit demi sedikit. Wallahu Subhanahu a'lam.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadis no. 173; dan Ahmad, hadis no. 17112 dan 17145.