Shalat Istikharah

RS 717

عَنْ جابِرٍ رضيَ الله عَنْه قَالَ : كانَ رسولُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يُعَلِّمُنَا الاسْتِخَارَةَ في الأُمُور كُلِّهَا كالسُّورَةِ منَ القُرْآنِ، يَقُولُ:

 

إِذا هَمَّ أَحَدُكُمْ بالأمر، فَليَركعْ رَكعتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الفرِيضَةِ ثم ليقُلْ : اللَّهُم إِني أَسْتَخِيرُكَ بعِلْمِكَ، وأستقدِرُكَ بقُدْرِتك، وأَسْأَلُكَ مِنْ فضْلِكَ العَظِيم، فإِنَّكَ تَقْدِرُ ولا أَقْدِرُ، وتعْلَمُ ولا أَعْلَمُ، وَأَنتَ علاَّمُ الغُيُوبِ . اللَّهُمَّ إِنْ كنْتَ تعْلَمُ أَنَّ هذا الأمرَ خَيْرٌ لي في دِيني وَمَعَاشي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي

أَوْ قالَ :

عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِله، فاقْدُرْهُ لي وَيَسِّرْهُ لي، ثمَّ بَارِكْ لي فِيهِ، وَإِن كُنْتَ تعْلمُ أَنَّ هذَا الأَمْرَ شرٌّ لي في دِيني وَمَعاشي وَعَاقبةِ أَمَرِي

أَو قَالَ :

عَاجِل أَمري وآجِلهِ، فاصْرِفهُ عَني، وَاصْرفني عَنهُ، وَاقدُرْ لي الخَيْرَ حَيْثُ كانَ، ثُمَّ رَضِّني بِهِ

قَالَ :

ويسمِّي حاجته .

رَوَاهُ البُخَارِيّ


Dari Jabir ra. berkata: Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita cara melakukan shalat istikharah yakni mohon pilihan kepada Allah, mana yang terbaik antara dua perkara atau beberapa perkara dalam segala macam urusan, sebagaimana Beliau saw. mengajarkan surat dari al-Quran. Beliau saw. bersabda:

Apabila seorang dari kalian akan melakukan sesuatu, maka hendaklah dia shalat dua rakaat yang tidak termasuk shalat fardhu, kemudian ucapkanlah: Ya Allah, aku mohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, dan aku meminta kemampuan dari kemampuan-Mu, dan aku meminta kepada-Mu dari karunia-Mu yang agung. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa dan aku tidak punya kuasa, Engkau Maha Mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan Engkau Maha Mengetahui yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku dan akhir urusanku.

Atau Beliau saw. bersabda:

Baik untuk urusanku sekarang dan urusanku di kemudian hari, maka takdirkanlah ia untukku, permudahkan mendapatkannya padaku, selanjutnya berilah keberkahan padaku dalam urusan itu.

Tetapi, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini adalah buruk untuk agamaku, kehidupanku dan akhir urusanku - atau Beliau saw. bersabda:

Baik untuk urusanku sekarang dan urusanku di kemudian hari, maka jauhkan ia dariku, dan jauhkan diriku darinya. Dan takdirkan untukku kebaikan di mana saja adanya kebaikan itu, lalu berikanlah keridhaan padaku untuk melakukannya.

Beliau saw. bersabda:

Kemudian menyebutkan keperluannya.

(HR al-Bukhari)

 


Hadis sahih, diriwayatkan juga oleh al Bukhari, hadis no. 1092; Muslim, hadis no. 1206-1208 dan 5046 ; Abu Daud, hadis no. 1071 dan 1072; al-Tirmizi, hadis no. 383; al-Nasa’i, hadis no. 1630-1632 ; Ibn Majah, hadis no. 1216 dan 1217.