Karena itu: Jangan jadi pengemis

RS 529 RS 530 RS 531 RS 532 RS 533 RS 534 RS 535

وَعَنْ ابنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قََالَ :

لاَ تَزَالُ المَسْأَلَةُ بِأَحَدِكُمْ حَتَّى يَلْقَى الله تَعَالََى وَلَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لََحْمٍ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

المُزْعَةُ بضم الميمِ وإِسكانِ الزاي وبالعينِ المهملة : القِطْعَة .


Dari Ibn Umar ra. yang berkata bahwa Nabi saw. bersabda:

Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sampai ia menemui Allah sementara pada wajahnya tidak ada sekerat daging pun.

(Muttafaq 'alaih)

al-Mus'ah artinya: Potongan.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 1381; Muslim, hadis no. 1724; al-Nasa’i, hadis no. 2538; Ahmad, hadis no. 4409 dan 5359.

وَعَنْه: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ عَلَى المِنْبَرِ، وَذَكَرَ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنِ المَسْأَلَةِ :

اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى، وَاليَدُ العُلْيَا هِيَ المُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ.

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Dari Ibn Umar ra. pula bahwa Rasulullah saw. bersabda, sedang di kala itu Beliau berada di atas mimbar dan menyebut-nyebutkan perihal sedekah dan menahan diri dari meminta:

Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah yang menafkahkan (yakni yang memberikan sedekah), sedang tangan yang di bawah adalah yang meminta.

(Muttafaq 'alaih)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 1339; Muslim, hadis no. 1715; Abu Daud, hadis no. 1405; al-Nasa’i, hadis no. 2486; Ahmad, hadis no. 4244, 5092, 5470, 5766 dan 6114; Malik, hadis no. 1586; al-Darimi, hadis no. 1593.

وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

مَنْ سَأَلَ النَّاسَ تَكَثُّراً فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْراً، فَلْيسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ .


Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Barangsiapa yang meminta-minta kepada orang-orang dengan maksud supaya memperbanyak hartanya, maka sebenarnya ia telah meminta bara api. Maka hendaklah ia mengurangi atau memperbanyak bara api itu.

(HR. Muslim)


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadis no. 1726; Ibn Majah, hadis no. 1828; Ahmad, hadis no. 6866.

وَعَنْ سَمُرَةَ بنِ جُنْدبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْه ُقَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ :

إِِنَّ المَسْأَلَةَ كَدُّ يَكُدُّ بِهَا الرَّجُلُ وجْهَهُ، إِلاَّ أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَاناً أَوْ فِي أَمْرٍ لابُدَّ مِنْهُ .

رَوَاهُ التُّرْمُذِي

وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ الكَدُّ : الخَدشُ وَنحوُهُ .


Dari Samurah ibn Jundub ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya permintaan adalah suatu cakaran yang seseorang itu mencakarkan mukanya sendiri, kecuali jika meminta kepada penguasa negara atau sesuatu yang harus diminta.

Diriwayatkan oleh al-Tirmizi dan beliau berkata bahwa ini adalah Hadis hasan sahih.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Tirmizi, hadis no. 617; al-Nasa’i, hadis no. 2552 dan 2553; Ahmad, hadis no. 19247 dan 19353.

وَعَنْ ابن مَسْعُودٍ رضيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

مَنْ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ فَأَنْزَلََهَا بِالنَّاسِ لَمْ تُسَدَّ فَاقََتُهُ، وَمَنْ أَنْزَلَهَا باللَّه، فَيُوشِكُ اللهِ لََهُ بِرِزْقٍ عَاجِلٍ أَوْ آجِلٍِ .

رَوَاهُ أَبُو دَاوُد، وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ .

يُوشكُ بكسر الشين : أَي يُسرِعُ .


Dari Ibn Mas'ud ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Barangsiapa yang terkena kemelaratan, lalu ia memintanya kepada manusia, maka tidak akan tertutuplah kemelaratannya. Dan barangsiapa memintanya kepada Allah, maka Allah akan memberinya rezeki yang kontan atau rezeki yang ditunda.

Diriwayatkan oleh Abu Dawud serta al-Tirmizi. al-Tirmizi berkata bahwa ini adalah Hadis hasan.

Meminta kepada Sultan itupun tidak boleh sembarang minta, tetapi yang ada sangkut-pautnya dengan soal-soal keagamaan, misalnya meminta zakat yang diwajibkan oleh Allah kepadanya atau seperlima bagian dari hasil rampasan peperangan atau memang karena untuk kepentingan ummat dan masyarakat.


Hadis hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud, hadis no. 1402; al-Tirmizi, hadis no. 2248; Ahmad, hadis no. 3513 dan 4001.

وعَنْ ثَوْبانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

مَنْ تَكَفَّلَ لِي أَن لَا يَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئاً، وَأَتَكَفَّلُ لَهُ بِالْجَنَّةِ ؟ فَقَلَتُ : أَنَا، فَكَانَ لاَ يَسْأَلُ أَحَداً شَيْئاً .

رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ بإِسنادٍ صَحِيْحٌ .


Dari Tsauban ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Siapakah yang memberikan jaminan kepada aku bahwa ia tidak akan meminta apapun dari manusia dan aku memberikan jaminan padanya untuk memperoleh syurga? Aku berkata: Aku. Maka Tsauban sejak saat itu tidak pernah meminta sesuatu apapun kepada orang lain.

Diriwayatkan oleh Imam Dawud dengan sanad yang sahih.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Abu Daud, hadis no. 1400; al-Nasa’i, hadis no. 2543; Ibn Majah, hadis no. 1827.

وَعَنْ أبي بِشْرٍ قَبِيصَةَ بن المُخَارِقِ رَضِيَ اللهُ عَنْه قَالَ : تَحَمَّلْتُ حَمَالَةً فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْأَلُهُ فِيْهَا، فَقََالَ :

أَقِمْ حَتَّى تَأْتِينَا الصَّدَقَةُ فَنأْمُرَ لكَ بِهَا ثُمَّ قَالَ : ياَ قَبِيصَةُ إِنَّ المَسأَلَةَ لا تَحِلُّ إِلاَّ لأَحَدِ ثَلاثَةٍ : رَجُلٌ تَحَمَّلَ حَمَالَةً، فَحَلَّتْ لَهُ المَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيْبَهَا، ثُمَّ يُمْسِكُ . وَرَجُلٌ أَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ اجْتَاحَتْ مَالَهُ، فَحَلَّتْ لَهُ المَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قوَاماً مِنْ عيْشٍ، أَوْ قَالَ : سِدَاداً مِنْ عَيْشٍ، وَرَجُلٌ أَصَابَتْهُ فَاقََةٌ، حَتَّى يَقُولَ ثَلَاثََةٌ مِنْ ذَوِي الحِجَى مِنْ قَوْمِهِ : لَقَدْ أَصَابَتْ فُلاناً فَاقَةٌ، فحلَّتْ لَهُ المَسْأَلةُ حَتَّى يُصِيْبَ قواماً مِنْ عَيْشٍ، أَوْ قَالَ: سِداداً مِنْ عَيْشٍ . فَمَا سِوَاهُنَّ مِنَ المَسأَلَةِ يا قَبِيْصَةُ سُحْتٌ، يأَكُلُهَا صَاحِبُهَا سُحْتاً .

رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

الحَمَالََةُ بفتح الحاءِ : أَنْ يَقَعَ قِتَالٌ وَنَحْوُهُ بَيْنَ فَرِيقَينِ، فَيُصْلِحُ إِنْسَانٌ بَيْنَهُمْ عَلَى مَالٍ يَتَحَمَّلُهُ وَيَلْتََزِمُهُ عَلَى نَفْسِهِ . وَ الجَائِحَةُ : الآفَةُ تُصِيبُ مالَ الإِنْسانِ . وَ القََوَامُ بكسر القاف وفتحها : هُوَ مَا يَقُومُ بِهِ أَمْرُ الإِنْسانِ مِنْ مَالٍ ونحوِهِ و السِّدَادُ بكسر السين : مَا يَســُــدُّ حَاجَةَ المُعْوِزِ وَيَكْفِيْهِ، وَ الفَاقَةُ : الفَقْرُ . وَ الحِجَى : العقلُ.


Dari Abu Bisyr yaitu Qabishah Ibn al-Mukhariq ra. berkata: Aku mempunyai beban sesuatu tanggungan harta - hamalah, lalu aku datang kepada Rasulullah saw. untuk meminta sesuatu padanya guna melunasi tanggungan itu. Beliau saw. bersabda:

Tetaplah kamu di sini sampai ada harta zakat yang datang pada kita, lalu kami perintahkan untuk memberimu. Selanjutnya Beliau saw. bersabda: Hai Qabishah, sesungguhnya permintaan itu tidak halal bagi seseorang kecuali untuk salah satu dari tiga macam orang ini, yaitu: Seseorang yang menanggung beban membayar perdamaian, ia boleh meminta sampai dapat menunaikannya. Setelah itu ia berhenti meminta. Juga seseorang yang mendapatkan sesuatu bencana pada hartanya, maka ia boleh meminta sampai ia mempunyai kemandirian dalam penghidupannya-atau beliau mengatakan mencukupi kebutuhan hidupnya. Demikian pula seseorang yang dihinggapi oleh kemelaratan, sehingga ada tiga orang bijaksana mengatakan: Benar, benar si Fulan telah dihinggapi oleh kemelaratan, maka orang itu boleh meminta sampai mempunyai kemandirian dalam penghidupannya  atau beliau mengatakan, mencukupi kebutuhan hidupnya. Selain itu, perbuatan meminta-minta, ya Qabishah, adalah haram, dan pelakunya memakan barang haram.

(HR Muslim)

Al-hamalah dengan fathahnya ha' ialah apabila terjadi sesuatu pertempuran ataupun pertengkaran satu sama lain antara dua golongan, kemudian ada orang yang bermaksud hendak mendamaikan antara mereka itu dengan cara memberikan harta yang menjadi tanggungannya dan mewajibkan pengeluarannya itu atas dirinya sendiri. Tanggungan harta semacam inilah yang dinamakan hamalah.

Al-jaihah ialah sesuatu bencana yang mengenai harta seseorang - sehingga ia menjadi miskin. Al-qiwam dengan kasrahnya qaf atau dengan fathahnya ialah sesuatu yang dengannya itulah urusan seseorang dapat berdiri dengan baik, ini adalah berupa harta ataupun lain-lainnya. Assidad dengan kasrahnya sin ialah sesuatu yang dapat menutupi kebutuhan orang yang mempunyai keperluan dan dapat pula mencukupinya. Al-faqah ialah kekafiran. Al-hija ialah akal.


Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadis no. 1730; Abu Daud, hadis no. 1397; al-Nasa’i, hadis no. 2532 dan 2544; Ahmad, hadis no. 15351 dan 19691; al-Darimi, hadis no. 1616.