Dianjurkan untuk toleransi dengan tetangga
وَعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ :
لَا يَمْنَعْ جَارٌ جَارَهُ أَنْ يَغْرِزَ خَشَبَةً فِي جِدَارِهِ
ثُمَّ يَقُوْلُ أَبُوْ هُرَيْرَةَ : مَالِي أَرَاكُمْ عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ، وَاللَّهِ لَأَرْمِيَنَّ بِهَا بَيْنَ أَكْتَافِكُمْ .
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
رُوِىَ خَشَبَهُ بالإِضَافَةِ وَالجمْعِ، وَرُوِيَ خَشبَةً بالتَّنْوِينَ عَلَى الإِفْرَادِ . وقوله: مَالي أَرَاكُمْ عَنْهَا مُعْرِضِينَ : يَعْني عَنْ هذِهِ السُّنَّةِ .
Dari Abu Hurairah ra. pula bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Janganlah seseorang tetangga itu melarang tetangganya yang lain untuk menancapkan kayu di dindingnya.
Abu Hurairah ra. lalu berkata: Mengapa kalian aku lihat tampaknya menentang dari sunnah ini? Demi Allah, akan aku lemparkan sunnah itu antara bahu-bahumu (Aku paksakan untuk diterimanya, sekalipun tampaknya berat dilakukan).
(Muttafaq 'alaih)
Diriwayatkan dengan kata: Khusyubahu dan idhafah dan jama', tetapi diriwayatkan pula dengan kata: Khasyabatan dengan tanwin atas ifrad (yakni dalam bentuk mufrad).
Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 2283; Muslim, hadis no. 3019; Abu Daud, hadis no. 3150; al-Tirmizi, hadis no. 1273; Ibn Majah, hadis no. 2326; Ahmad, hadis no. 6856, 6977, 7377, 7985, 8782, 9393 dan 9582; Malik, hadis no. 1235.